Cerpen Duka : Cerpen Kapan Insan Meninggal ? - Tempat Blogging

Cerpen Duka : Cerpen Kapan Insan Meninggal ?

Novelrw.Com - Cerpen Sedih Kapan Manusia Meninggal khusus Cerpen Sedih 2018/2019 dan Cerpen Sedih Terbaru  simak  Cerpen Sedih : Cerpen Kapan Manusia Akan Mati?. Kehidupan bukanlah sebuah dongeng yang pada hasilnya mempunyai ending bahagia, kehidupan bukanlah mirip drama korea yang alur ceritanya sesuai dengan impian kita, kehidupan juga bukan sebuah skenario film yang sanggup diatur untuk menecapai selesai kisah sesuai dengan yang diinginkan sutradara. Kehidupan yaitu kisah dimana hari ini yang akan dijalani tanpa tau apa yang akan terjadi, sutradara dalam sebuah kehidupan yaitu sang maha pencipta.

Kita sebagai bintang yang memerankan suatu abjad wajib berusaha sebagus mungkin dalam menjalani sebuah kehidupan, itulah hidup kita jangan pernah hiperbola menganggap kehidupan yang kita jalani akan mirip kisah dalam sebuah dongeng, atau sebuah film meski mempunyai kisah yang berliku namun berkahir sangat bahagia. Kehidupan mirip senja dan fajar mereka tidak akan pernah tertukar.


Cerpen Sedih : Cerpen Kapan Manusia Akan Mati?


Dekat namun tak pernah saling sapa, hari ini yaitu senja, besok yaitu fajar, kehidupan akan terus berganti tanpa satu kalipun tertukar, percayalah satu hal bahwa semua yang sudah diberikan tidak pernah tertukar, tidak pula merasa murung yang berkepanjangan tidak juga selalu senang setiap waktu, hidup itu berganti meski ia tidak akan pernah tertukar, rasa senang dan kesedihan selalu berjalan dalam sebuah kesatuan tidak terpisahkan dan juga tidak selalu berbarangan.

Kadang yang kuasa menghadiahkan kebahagian kemudian seketika menarik semuanya dan digantikan dengan ujian kesedihan, tidak ada salahnya jikalau kita selalu mencoba untuk berusaha sebaik mungkin dalam keadaan senang ataupun sedih, namun sesekali kita niscaya pernah mencicipi rasa dimana kita tidak pernah mengerti rasa apakah itu sesungguhnya.

Ia berada dalam hati yang hening menunjukkan obsi kegelisahan, adakala kita merasa murung namun tanpa ada alasannya yaitu yang menciptakan kita mencicipi hal tersebut, adakala kita mendapat satu senyum senang meski itu bukan waktu yang tepat untuk berbagia, mirip itulah yang sedang saya rasakan ketika ini mereka murung namun tidak menemukan alasan mengapa saya bersedih.

Aku merasa bahwa semua ini baik-baik saja, cinta yang sudah ku perjuangkan kini telah saya dapatkan, kebahagianan yang saya dambakan kini sudah ada, tetapi entah kenapa akhir-akhir ini saya merasa sangat gelisah, hati tak hening meski saya tidur, sesekali ia menghampiri ku dalam sebuah mimpi bentuk kegelisahan hati yang hingga ketika ini belum ku temukan jawabannya.

Tuhan begitu baik kepada hambanya selalu menyampaikan sedikit cobaan dan kebahagiaan tidak terhingga, sementara kita insan hanya mengingat sedikit cobaan ketimbang menysukuri anugerah yang sudah dimiliki ketika ini, begitu juga aku, mirip pada kisahku sebelumnya semua hanya alamiah terjadi, saya hanya insan bukanlah Malaikat ataupun Nabi yang sanggup dengan tepat menjalani semua kehidupan ini.

Jika dibandingkan dengan Nabi dan Malaikat saya bukanlah apa-apa, Tuhan sudah niscaya tau atas kekurangan yang saya lakukan lantaran keterbatasan ku, namun lantaran begitu seringnya saya melaksanakan kesalahan semua rasanya jadi malu, apabila mengingat semua dosa yang tiap detik saya lakukan tidak hanya oleh jasmani saja tetapi oleh rohani ku. Entahlah akhir-akhir ini saya merasa bahwa saya bukanlah yang dulu lagi.

Hidupku dipenuhi dengan dosa besar yang mungkin sangat sulit untuk diampuni oleh Tuhan, dosa besar yang pernah saya lakukan bahkan tidak sanggup saya ceritakan lantaran itu yaitu hal yang sungguh menciptakan hidupku 360 derajat berubah mirip sekarang, rasanya saya semakin jauh dengan Tuhan ku, memohon doa rasanya sudah malu, namun saya tidak berdaya tanpa kehendaknya. Aku selalu dihantui oleh dosa-dosa yang pernah saya lakukan.

Sesekali saya merasa "Mungkin semua sudah hancur dan kepalang hancur saya akan melaksanakan semua kesenangan dunia dan melaupakan akhirat" disatu sisi bisikan ihwal kesalahan itu dilarang terulang dan selalu ada pintu maaf bagi yang memang meratapi dosa-dosa meski sulit percayalah "Tuhan Maha Pengampun", selalu saja terdengar terperinci ditelinga ini mencegah saya mengulangi dosa besar yang sama.

Rasanya saya tidak berada dalam satu jiwa mirip diriku yang dulu, saya merasa jiwa ku telah pergi hanya ada sebuah wadah yang kosong, tidak tau terperinci kemana akan melangkah entah itu menjauh pergi atau tiba mendekat. Dosa yang mungkin tidak pantas untuk diampuni, semua bayangan itu selalu menghantui ku, lagi dan lagi terus ada, disatu sisi saya bukanlah belum dewasa lagi mirip dulu.

Sekarang sudah punya tanggung jawab sebagai kepala keluarga memimpin anak dan istri dunia akhirat, ku sadari bahwa kesedihan dan kebahagian merupakan satu paket, saya diberikan kebahagiaan tidak terhingga dari Tuhan atas buah cinta ijab kabul kami "Seorang Malaikat Kecil yang sangat lucu dan menggemaskan, kadang kebahagiaan ini selalui tergambar terperinci ketika melihat tingkah nakalnya dan kepolosan ketika ia tidar.

Belum lagi ditambah kebahagiaan yang saya dapatkan yaitu Istri yang sangat manis yang saya idamkan ketika saya SD dulu, dan akhinrnya kini menjadi istri ku. Namun rasanya tidak adil apabila saya selalui diberikan kebahagiaan tanpa diberikan cobaan, disisi lain saya selalu dihantui rasa berlasah atas dosa besar yang saya lakukan dimasa lalu, kemudian ada kesedihan lain dibalik itu semua. Malaikat yang diutus oleh Allah untuk menjaga ku semala didunia "Ibu Kandung" ketika ini sedang menderita penyakit serius.

Beliau diperkiarakan pengidap penyakit kangker atau tumor meski itu belum dikatahui namun sanggup saya lihat dari ciri-ciri yang dia derita, bahkan hingga ketika ini dia tidak mau diajak kerumah sakit, saya sadar bahwa sakit yang dia derita sudah cukup parah, lengkap sudah kehidupan ini ketika membayangkan kebahagiaan mengingat anak dan istri, kemudian disela-sela waktu itu saya juga teringat dengan hal yang sama yaitu kesedihan akan dosa-dosa besar yang telah saya lakukan masa kemudian dan penyakit yang diderita oleh sang Ibunda.

Sesekali ketika saya mudik dia sering seolah berpengaruh menghadapi penyakit tersebut dengan menyampaikan bahwa sakit yang diderita sudah membaik dan akan segera sembuh, padahal sesungguhnya tidak mirip itu, saya tau betul rasa sakit itu disela waktu berkumpul kadang saya melihat dia merintih kesakitan dan menyembunyikannya dari kami "Anak-Anaknya".

Kesedihan itu belum berakhir dia memutuskan tidak mau diobati dengan alasan bahwa sudah niscaya dokter akan murka ketika melihat kondisi beliau, dan dia takut sehabis ditangani secara medis kesehatan akan menurun dan drop, mirip kebanyakan penderita penyakit yang sama, dia hanya mencoba obat herbal yang belum terbukti secara medis. Bahkan setiap kali kami belum dewasa sering mengingatkan dia semoga mau dibawa kerumah sakit.

Namun bujukan itu tidak berhasil, saya sebagai anak merasa sangat galau dengan kondisi sekarang, pikiran ku terbagi untuk anak dan istri, mencari nafkah, kuliah S2 dan beban pikiran dari penyakit yang sedang diderita oleh Ibunda Tercinta, dan yang terkahir yaitu beban dosa besar yang pernah saya lakukan dimasa lalu. Disatu sisi kadang saya merasa sangat senang mempunyai anak dan istri.

Disisi lain ketika saya mengingat ihwal semua dosa dan Ibunda seketika semua berkembang menjadi air mata, saya merasa murung diawaktu senang dan senang diawaktu sedih, adakala kesedihan ini tidak beralasan, kadang pula kebagaian ini tidak sedang banar-benar dirasakan, mungkin kalian sanggup mencicipi apa yang sedang saya rasakan, sebuah situasi sulit yang sedang saya alami. Terkadang rasanya saya sangat ingin melupakan semua hal itu dan bersikap masa bodoh.

Hanya ingin menunaikan kewajiban saja, dan melupakan semua pilikiran yang membebani kehidupan ini, namun lagi-lagi semua itu sia-sia lantaran bagi semua yaitu kewajiban untuk ku yang harus benar-benar saya pikirkan, meskipun ketika memikirkannya saya tidak pernah punya tanggapan atas pertanyaan itu.

Air mata ini menetes bukan hanya lantaran sedih, begitu juga senyum ini hadir kadang tidak pada waktu yang tepat, mungkin bagi sebagian orang sanggup melupakan semua ini dengan cepat dan bersikap masa bodoh, namun bagiku apabila sudah berkaitan dengan Ibu pastilah hati ini akan sensitif. Aku tidak ingin kesedihan ini diketahui oleh anak istri ku, saya tidak ingin merusak senyum mereka lantaran melihat ku bersedih.

Namun saya hanya insan biasa yang tidak sanggup menyembunyikan semua rasa itu meski saya bersaha semaksimal mungkin untuk menahannya, disela-sela waktu malam ketika semua orang tidur nyenyak saya hanya sanggup menuliskan semua kegelisahan hati ini, entah itu sedih, senang bahagia, galau atau yang lainnya, setidaknya saya tidak menyakiti hati orang lain lantaran mendengar curhatan sedihku, saya tidak ingin curhat kesedihan ini kepada istri ku, semoga ia tetap sanggup tersenyum.

Seperti malam ini tepat di pukul 2 malam saya menyempatkan untuk menuangkan semua isi hati kedalam sebuah bait-bait kata yang mungkin hanya akan menjadi sampah disebuah mesin pencari sekelas google, namun percayalah satu hal apa yang sedang saya rasa ini jujur dari dalam hati yang terdalam, rasa duduk perkara tak punya arah dan tujuan, sesekali dalam pikiran ini saya ingin memaksa ibunda untuk berobat ke rumah sakit.

Namun uang yang saya miliki tidak cukup banyak untuk membiayai hal tersebut. Entah kepana rasanya kehidupan ku dalam satu ikat paket yang mungkin sama mirip kebanyakan orang antara air mata dan senyum indah. Untuk menangispun saya rasanya sudah sangat lelah, dalam perantuan kuliah kadang saya memendam rindu ingin segera bertemu berkumpul bersama keluar di kampung halaman.

Aku takut Ibunda yang sedang berjaung kehilangan harapan untuk bertahan merasa bahwa anak-anaknya sudah sukses menciptakan semua berkahir, sebuah pertanyaan muncul "Kapan Orang Akan Meninggal" apakah menunggu bau tanah tau mungkin ketika masih muda, sebuah kepastian mereka yang akan mati apabila dalam diri mereka sudah tidak lagi mempunyai harapan masa depan dan merasa bahwa sudah cukup tidak ada mimpi dan impian masa depan.

Tidak ada tanggung jawab yang harus diselesaikan lagi, mereka merasa bahwa tidak lagi menjadi tulang punggung, ketika itulah seseorang akan Mati, meski usia muda ataupun tua, meninggal itu sudah niscaya namun, Tuhan akan melihat perjuangan kita sebera jauh mirip kita diberikan sebuah sepeda dan diberikan kesempatan untuk sejauh mungkin pergi memakai sepeda tersebut maka sudah niscaya setiap orang mempunyai batas kemampaun sendiri-sendiri.

Ada yang hingga mengelilingi dunia, ada juga yang hanya beberapa meter saja ada juga yang hanya beberapa kilo saja atau bahkan menolak tidak ingin pergi memakai sepeda itu, semua tergantung apa tujuan dan harapan yang ingin dicapai dari mengendarai sepeda itu, begitulah insan ketika semua dirasa cukup selesai hidup itu akan tiba pada diri kita, yang kuasa akan mempersiapkan untuk menjemput kita kapan saja.

Namun rasa itu bukan rasa keputusasan dari kehidupan kita harus sanggup membedakan antara frustasi dan merasa bahwa semua sudah cukup. Aku hanya takut Ibunda ku akan berfikiran mirip itu, sejujurnya melihat dia sakit saja saya sangat amat bersedih apalagi lebih dari itu, entahlah dalam senyapnya malam, terdengar rintik air yang mengalir jauh menyampaikan tanda bahwa saya tidak sendiri kesedihan sebetulnya sanggup saya bagi dengan mereka yang saya sayang.

Lagi-lagi saya tidak ingin membebani rasa yang sama kepada orang yang saya sayang biarlah semua ini menjadi bab kehidupan yang harus saya hadapi dan diselesaikan, andai saya mempunyai satu doa yang pribadi dikabulkan saya ingin menyampaikan doa itu untuk kesembuhan Ibunda semoga dia sanggup menikmati apa yang sudah dia tanam keberhasilan anak-anaknya, cucu yang tumbuh lucu semakin besar semaksimal mungkin usia hingga pada hasilnya ia merasa sudah cukup.

Aku ingin menyampaikan hadiah doa ini kepada Ibunda, dan saya sangat meyakini bahwa Tuhan Maha pengabul segala doa, akupun hanya sanggup menulis semua rasa ini dalam setiap kalimat saja tidak lebih dan tidak kurang, untuk berkata jujur pada orang bau tanah bahwa sebetulnya saya sangat mencintainya rasanya saya masih malu. Izinkan doa ini menjadi satu kado dari seorang anak yang mungkin tidak patuh kepada mu Ya Rob bahkan terus melaksanakan dosa besar.

Mungkin saya bukanlah hamba mu yang taat dan selalui dipenuhi dengan dosa besar namun tidak ada daerah ku meminta selain kepada Mu, saya hanya insan yang gampang terhasut oleh undangan menyesatkan. Entahlah semua ini terasa sangat sulit dan membingungkan bagi ku, entah harus ingin bersedih ataukah bahagia. Dear Malaikat penyampai pesan, sampaikan doa ku ini kepada Sang Sutradara kehidupan "Allah SWT. Amin.
Show comments
Hide comments

0 Response to "Cerpen Duka : Cerpen Kapan Insan Meninggal ?"

Post a Comment

Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)

NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".

Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close