Jihad Memberantas Ketidakadilan Dengan Aturan Syari’Ah
Thursday, June 14, 2018
Add Comment
بسم الله الرحمن الرحيم
Oleh : K.H. Hasan Abdullah Sahal
Berlaku tidak adil ialah solusi ketidakadilan, memberantas ketidakadilan dengan keterpaduan dan kebersamaan dalam pembinaan, keteladanan, penciptaan miliu/lingkungan yang mendukung, pemberdayaan komponen-komponen dan personil-personil, kegiatan-kegiatan faktual dalam semua dimensi insan dan kemanusiaan, fisik, intelektual, spiritual, sosial, ekonomi, hingga dengan ketenagakerjaan, pencontohan sejarah dan akibat-akibat dari keadilan maupun ketidakadilan, pelaksanaan tindakan penyadaran.
Kasihan polisi, kasihan praktisi. Umat harus berbenturan dengan Umat, rakyat harus berbenturan dengan rakyat, mlarat harus berbenturan dengan mlarat. Yang kaya, yang berkuasa, yang bersenjata bersenjata, cari selamat hingga hari kiamat. Yang teraniaya, di dzolimi, tak mungkin terkendali meskipun dengan mobilisasi kekuatan sebab tidak menurut kemanusiaan yang abadi.
Berbahagialah, bersenang-senanglah dengan menghambakan diri, menggantungkan diri pada pihak penjajah. Tunggu penyesalan diakhir masa!
Di sini money politik, di situ monkey politik, di sana donkey politik, di sono bangkey politik. Rakyat gulung tikar berkelahi, uang rakyat dibawa lari ke luar negeri. Konglomerat, Pejabat, Aparat,…..lha rakyat???. Semua anak jajahan, budak belian, komoditi belian.
Yang penting bagaimana cara mengusir penjajah usang dan menyingkirkan penjajah baru; Kenegarawanan, Kejujuran, Keadilan, Kekompakan & Kebersamaan.
Lebih keras lagi penjajah paling keras yakni nafsu, egoisme dan lain-lain. Istilah syari’ah dan aturan positif ialah hasil adopsi dari penjajah. Sudah merdekakah kita?! Sudah menyingkirkah penjajah dari negara kita?! Sudah anti penjajah dan penjajahankah kita?!
Legislatif, Eksekutif, Yudikatif budak-budak siapa? Hukum dari tuntunan Tuhan atau aturan hasil upaya otak/akal manusia. Wahyu atau akal? Siapa yang di atas? Mau mati dengan jalan terhormat (surga) atau mau hidup dengan baik dan yummy (sejahtera).
Siapa di dunia ini yang menguasai dan menghayati aturan syari’ah dan sekaligus aturan positif? Demokrasi Vs Syari’at Ilahi, HAM insan Vs fithroh sempurna.
Dibuatnya undang-undang hanya untuk mengatur bagaimana mengatur orang. Pelaksana undang-undang hanya untuk menguasai orang dengan kesempatan dalam kesempitannya. Penghukum/praktisi undang-undang hanya mencari bagaimana mendapat laba dari undang-undang. Ingat! Mukjizat para Rasul semenjak zaman Adam hingga Muhammad, terutama Ulul Azmi. Juz 1-30 tidak pernah dibaca lagi, juz 31-35….dst yang harus dimengerti, dipakai, ditaati, jikalau tidak…..TORISER.
Tokoh-tokoh, Pimpinan-pimpinan, Kyai-kyai diundang untuk thawaf dan sa’i di Washington , New York , dan sekitarnya. Barang siapa mampu mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, dibiayai, didanai, dihadiahi milyaran, jikalau tidak digebugi, dianggap teroris. Alangkah nikmatnya digebugi kaum kuffar, dajjal, pemurtadan. Nanti akan dirawat oleh perawat-perawat akhirat, bidadari-bidadari yang harum mewangi.
Berbahagialah… ! Bersiap-siaplah untuk dilaknat aturan yang membuka jalan penindasan, pengebirian potensi insan merdeka.
Berbahagialah… ! Pendukung gerombolan tak bertanggungjawab atas budbahasa kemanusiaan dengan gebukan dan cidukan…..ciduk… ..culik.
Berbahagialah… ! bersenang-senanglah antek-antek penjajah yang rakus selamanya, hingga menjadi “ma’lampir-ma’lampir” yang menteror rakyat tak bersalah.
Berbahagialah… ! Mereka yang memiliki atasan yang hobinya “ditekan” bahkan jikalau nggak “ditekan” minta-minta “ditekan”! “mas! Tekan mas!.” Tapi itu tidak lama, semua ada akhirnya. Ad-Dhuha.
Allah tak kurang jalan/cara untuk melawan mereka. Bagaimana masyarakat bisa mengerti dengan terang perbedaan antara menangkap dan menculik, jikalau praktek pelaksanaan dilapangannya sama dan alasan juga pembenarannya sama? Kenyataan sikap, proses, dan tindakannya sama, tidak ada perbedaannya sama sekali.
Tidak cukup bisa memahamkan apa dan mana perbedaannya meskipun dengan konferensi pers, dll, sosialisasi, dll, tanpa kenyataan sikap. Tejadilah krisis kepercayaan kepada semua pihak, semua unsur dan sektor oleh semua sektor, ditambah perilaku tindakan dan perbuatan kecurangan-kecurang an gres baik dari dalam maupun dari luar. Padahal sudah diyakini dengan penuh tanggungjawab bahwa yang diterima ialah kesesuaian ucapan dan perbuatan. Apalagi ayat yang menyebutkan “wa lan tardha” itu takkan terhapus hingga hari kiamat, ibarat ayat-ayat yang lain pun takkan berkurang, sedangkan tarjamah ayat Al-Qur’an itu bukan Al-Qur’an. Tafsir Al-Qur’an itu bukan Al-Qur’an. Ingat syarat-syarat mentafsirkan Al-Qur’an!.
Upaya penyingkiran, pendangkalan, pembodohan, dll. Dengan dikerahkannya semua kapasitas dan kemudahan oleh musuh Islam tak sepadan dengan hasil yang diperhitungkan. Jauh, terlalu kecil hasilnya! Percayalah! Baca Sejarah! Lihat kenyataan di lapangan!
Siapa yang diuntungkan dengan bom Bali , Mariot, dll? Mlarat tetap mlarat, kacau tetap kacau. TIDAK ADA BOM BALI DAN LAIN-LAIN PUN TETAP KITA DIBUAT KACAU sebab kesatuan dan persatuan kita akan berpengaruh dan besar. Pihak penjajah yang tak suka, dan celakanya penjajah-penjajah internal domestik mengambil kesempatan ….betul nggak???
Kacaukan, kendalikan, kontrol, kuasai, kuras, kurus, klenger! Mereka akan kaya dan kenyang. Dikotomi, Dualisme di sana-sini. Antara Sipil Vs Militer, Ulama Vs Intelek, Analis Vs Praktisi, Generasi bau tanah Vs Generasi muda, dan masih banyak lagi. Celakanya antara Islam moderat Vs Islam Radikal, Liberal Vs kultural/tradisiona l, Barat Vs Timur. Bangga lagi!
Hati-hati ada إِنَّمَا الْمُشْرِكُوْنَ نَجَسٌ ……lho!
Umat Islam dituduh teroris, non Islam dianggap najis, bagaimana komunis? Apa arti konsiliasi? (kongkon silih-silihan visi-misi….aksi) . Ini penting!!!!
Kasihan polisi, kasihan praktisi. Umat harus berbenturan dengan Umat, rakyat harus berbenturan dengan rakyat, mlarat harus berbenturan dengan mlarat. Yang kaya, yang berkuasa, yang bersenjata bersenjata, cari selamat hingga hari kiamat. Yang teraniaya, di dzolimi, tak mungkin terkendali meskipun dengan mobilisasi kekuatan sebab tidak menurut kemanusiaan yang abadi.
Berbahagialah, bersenang-senanglah dengan menghambakan diri, menggantungkan diri pada pihak penjajah. Tunggu penyesalan diakhir masa!
Di sini money politik, di situ monkey politik, di sana donkey politik, di sono bangkey politik. Rakyat gulung tikar berkelahi, uang rakyat dibawa lari ke luar negeri. Konglomerat, Pejabat, Aparat,…..lha rakyat???. Semua anak jajahan, budak belian, komoditi belian.
Yang penting bagaimana cara mengusir penjajah usang dan menyingkirkan penjajah baru; Kenegarawanan, Kejujuran, Keadilan, Kekompakan & Kebersamaan.
Lebih keras lagi penjajah paling keras yakni nafsu, egoisme dan lain-lain. Istilah syari’ah dan aturan positif ialah hasil adopsi dari penjajah. Sudah merdekakah kita?! Sudah menyingkirkah penjajah dari negara kita?! Sudah anti penjajah dan penjajahankah kita?!
Legislatif, Eksekutif, Yudikatif budak-budak siapa? Hukum dari tuntunan Tuhan atau aturan hasil upaya otak/akal manusia. Wahyu atau akal? Siapa yang di atas? Mau mati dengan jalan terhormat (surga) atau mau hidup dengan baik dan yummy (sejahtera).
Siapa di dunia ini yang menguasai dan menghayati aturan syari’ah dan sekaligus aturan positif? Demokrasi Vs Syari’at Ilahi, HAM insan Vs fithroh sempurna.
Dibuatnya undang-undang hanya untuk mengatur bagaimana mengatur orang. Pelaksana undang-undang hanya untuk menguasai orang dengan kesempatan dalam kesempitannya. Penghukum/praktisi undang-undang hanya mencari bagaimana mendapat laba dari undang-undang. Ingat! Mukjizat para Rasul semenjak zaman Adam hingga Muhammad, terutama Ulul Azmi. Juz 1-30 tidak pernah dibaca lagi, juz 31-35….dst yang harus dimengerti, dipakai, ditaati, jikalau tidak…..TORISER.
Tokoh-tokoh, Pimpinan-pimpinan, Kyai-kyai diundang untuk thawaf dan sa’i di Washington , New York , dan sekitarnya. Barang siapa mampu mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, dibiayai, didanai, dihadiahi milyaran, jikalau tidak digebugi, dianggap teroris. Alangkah nikmatnya digebugi kaum kuffar, dajjal, pemurtadan. Nanti akan dirawat oleh perawat-perawat akhirat, bidadari-bidadari yang harum mewangi.
Berbahagialah… ! Bersiap-siaplah untuk dilaknat aturan yang membuka jalan penindasan, pengebirian potensi insan merdeka.
Berbahagialah… ! Pendukung gerombolan tak bertanggungjawab atas budbahasa kemanusiaan dengan gebukan dan cidukan…..ciduk… ..culik.
Berbahagialah… ! bersenang-senanglah antek-antek penjajah yang rakus selamanya, hingga menjadi “ma’lampir-ma’lampir” yang menteror rakyat tak bersalah.
Berbahagialah… ! Mereka yang memiliki atasan yang hobinya “ditekan” bahkan jikalau nggak “ditekan” minta-minta “ditekan”! “mas! Tekan mas!.” Tapi itu tidak lama, semua ada akhirnya. Ad-Dhuha.
Allah tak kurang jalan/cara untuk melawan mereka. Bagaimana masyarakat bisa mengerti dengan terang perbedaan antara menangkap dan menculik, jikalau praktek pelaksanaan dilapangannya sama dan alasan juga pembenarannya sama? Kenyataan sikap, proses, dan tindakannya sama, tidak ada perbedaannya sama sekali.
Tidak cukup bisa memahamkan apa dan mana perbedaannya meskipun dengan konferensi pers, dll, sosialisasi, dll, tanpa kenyataan sikap. Tejadilah krisis kepercayaan kepada semua pihak, semua unsur dan sektor oleh semua sektor, ditambah perilaku tindakan dan perbuatan kecurangan-kecurang an gres baik dari dalam maupun dari luar. Padahal sudah diyakini dengan penuh tanggungjawab bahwa yang diterima ialah kesesuaian ucapan dan perbuatan. Apalagi ayat yang menyebutkan “wa lan tardha” itu takkan terhapus hingga hari kiamat, ibarat ayat-ayat yang lain pun takkan berkurang, sedangkan tarjamah ayat Al-Qur’an itu bukan Al-Qur’an. Tafsir Al-Qur’an itu bukan Al-Qur’an. Ingat syarat-syarat mentafsirkan Al-Qur’an!.
Upaya penyingkiran, pendangkalan, pembodohan, dll. Dengan dikerahkannya semua kapasitas dan kemudahan oleh musuh Islam tak sepadan dengan hasil yang diperhitungkan. Jauh, terlalu kecil hasilnya! Percayalah! Baca Sejarah! Lihat kenyataan di lapangan!
Siapa yang diuntungkan dengan bom Bali , Mariot, dll? Mlarat tetap mlarat, kacau tetap kacau. TIDAK ADA BOM BALI DAN LAIN-LAIN PUN TETAP KITA DIBUAT KACAU sebab kesatuan dan persatuan kita akan berpengaruh dan besar. Pihak penjajah yang tak suka, dan celakanya penjajah-penjajah internal domestik mengambil kesempatan ….betul nggak???
Kacaukan, kendalikan, kontrol, kuasai, kuras, kurus, klenger! Mereka akan kaya dan kenyang. Dikotomi, Dualisme di sana-sini. Antara Sipil Vs Militer, Ulama Vs Intelek, Analis Vs Praktisi, Generasi bau tanah Vs Generasi muda, dan masih banyak lagi. Celakanya antara Islam moderat Vs Islam Radikal, Liberal Vs kultural/tradisiona l, Barat Vs Timur. Bangga lagi!
Hati-hati ada إِنَّمَا الْمُشْرِكُوْنَ نَجَسٌ ……lho!
Umat Islam dituduh teroris, non Islam dianggap najis, bagaimana komunis? Apa arti konsiliasi? (kongkon silih-silihan visi-misi….aksi) . Ini penting!!!!
terima kasih sudah mau membaca.
0 Response to "Jihad Memberantas Ketidakadilan Dengan Aturan Syari’Ah"
Post a Comment
Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)
NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".
Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda