Yuk, Kita Khitbah..! (Bukan Khutbah Lho..........!!!)
Friday, June 15, 2018
Add Comment
بسم الله الرØمن الرØيم
Duh, judulnya kok provokatif banget ya? Hmm… nggak juga kok? Lagian kenapa musti ditutup-tutupi, iya nggak? Masak kita kalah sama yang penggagas pacaran. Mereka sampe nekat over acting di depan banyak orang. Nggak tanggung-tanggung, mereka dingin aja bermesraan. Nggak peduli lagi dengan orang di sekitarnya. Bahkan mungkin ada rasa puas udah bisa ngasih ‘hiburan’ ke orang lain. Hih, dasar!
Lihat aja di angkot, di pasar, apalagi di mal, ada aja pasangan ilegal ini yang nekat melaksanakan adegan yang bisa bikin orang yang ngeliat merasa muak dan sebel. Aksi nekat dan berani aib memang. Hubungan gelap dan liar!
Pacaran dikatakan kekerabatan gelap? Ya, sebab, ikatan antara pria dan perempuan yang sah dalam pandangan Islam yaitu dengan khitbah dan nikah. Nggak ada selain itu. Dengan demikian yang boleh dibilang sebagai kekerabatan yang ‘terang’ itu yaitu khitbah dan nikah itu. Namun demikian, jangan dianggap bahwa khitbah sama dengan pacaran islami, lho. Itu salah besar sodara-sodara.
Sobat muda muslim, khitbah dalam bahasa Indonesia artinya meminang. Udah pernah kenal istilah ini? Jangan sampe kuper ya? Apalagi selama ini, kayaknya banyak juga dari kita yang nggak kenal istilah-istilah islami. Yang kita hapal betul dan udah terformat dalam otak dan pikiran kita yaitu istilah dan aturan main yang bukan berasal dari Islam. Jadinya ya pantes aja nggak ngeh, bahkan mungkin nggak kenal sama sekali. Memprihatinkan memang.
Anehnya, kita lebih kenal dan paham istilah pacaran. Akibatnya, sebagian besar dari kita mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maklum, perbuatan itu kan selalu berbanding lurus dengan pemahaman. Itu mutlak lho, nggak bisa ditawar-tawar lagi.
Ujungnya, ada juga yang kemudian menganggap bahwa pacaran yaitu semacam aktivitas ‘wajib’ bagi orang dewasa, ketika ingin menentukan or mencari pasangan hidup. Itu sebabnya, jangan heran pula kalo ada ortu yang begitu galau dan gelisah ketika menyaksikan anak gadisnya masih menyendiri. Pikirannya selalu yang serem-serem. Ujungnya, untuk mengusir perasaan itu, nggak sedikit ortu yang tega ngomporin anaknya supaya nyari pasangan.
Dalam beberapa perkara malah lebih mengerikan, ada ortu yang ngasih pernyataan, bahwa siapa pun deh pacar anak gadisnya yang penting laki-laki. Wacksss? Nah lho, apa nggak salah tuh? Tentu salah dong dalam pandangan Islam. Kok nggak disuruh nikah? Kok malah dibiarin pacaran dulu? Waduh. Bahaya Mas! Dan, tentunya ada juga di antara mereka yang menjalani acara itu lantaran memang nggak tahu hukumnya, alias kagak nyaho, alhasil ya kayak begini ini.
Ini ceritanya kalo kita udah serius mau nikah lho. Jadi, untuk temen-temen yang masih Sekolah Menengah Pertama or SMU, kayaknya jadikan aja sebagai wawasan ya? Untuk sementara kok. Kali aja nyangkut-nyangkut dikit deh. Biar nggak buta banget. Emang sih kagak lezat ati ye, cuma dapet teorinya dong. Praktiknya belum. Tapi nggak apa-apa kan? Kuat nahan aja dulu ya?
Buat para cowok, sebelum kita ‘nekat’ mengkhitbah pasangan kita. Ada beberapa kriteria yang kudu jadi patokan kita. Nggak asal aja ya? Pesan kita neh, “Jangan keburu-buru. Gunung tak akan lari dikejar” Kalem aja Mas!
Pertama, carilah perempuan yang sholihah. Abdullah bin Amr berkata bahwa Rasulullah saw suatu ketika bersabda:“Dunia ini gotong royong merupakan kesenangan, dan kesenangan dunia yang paling baik yaitu seorang perempuan yang shalih” (HR Ibnu Majah) Nah, itu pesan nabi kita sobat. Kaprikornus jangan sekali-kali nyari yang bakalan bikin repot buat kita-kita. Pokoke, jangan ambil risiko dengan menentukan gajah, alias gadis jahiliyah. Masak tega-teganya sih kau milihinhj buat bawah umur kau nanti ibunya yang amburadul begitu rupa. Dan tentunya semoga peluang kau gede untuk dapetin gadis yang sholihah, maka kamunya juga kudu jaim (jaga imej). Kamu musti taat dan sholeh juga dong. Malu atuh, seorang muslim tapi kelakuannya nyontek abis kaum lain. Mana ada cewek baik-baik mau sama kau yang begitu. Jadi, dua-duanya emang kudu oke.
Kedua, kalo kau pengen nyari calon istri, sebelum meminta ke ortunya (mengkhitbah), pastikan calon kau itu sepakat punya dong. Utamanya dalam soal agamanya. Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah juga pernah bersabda:“Wanita itu dinikahi lantaran empat hal: lantaran hartanya, lantaran keturunannya, lantaran kecantikannya dan lantaran agamanya. Tetapi hendaklah kau menentukan perempuan yang beragama. Camkanlah hal ini olehmu.” (HR. Jama’ah kecuali Tirmizi) Betul. Itu bakalan bisa memperlihatkan yang terbaik buat kita. Memang sih, kita kepengen banget dapet pasangan yang wajahnya lezat dan sedap dipandang mata. Yang laki barangkali mengkhayal, kali aja dapet istri yang wajahnya kembaran banget ama Shakira or Jessica Alba. Aduh, gimana senengnya kali yee. Begitu juga anak cewek, berharap banget dapet gandengan itu perjaka yang mirip-mirip Vaness Wu or Vic Zhou. Wah, bisa-bisa ‘kesetrum’ tuh.
Tapi tentunya bakalan percuma aja kalo punya gandengan yang tampilannya sepakat tapi bikin berabe. Karena doi nggak taat sama Allah. Kalo dalam istilah komputer, jangan sampe kita punya pasangan tipe Windows, tampilan luar sih boleh, tapi dalemnya penuh bugs. Wacksss?
Ini berlaku buat kedua belah pihak dong. Yang laki kudu taat, begitu pun yang wanita. Jangan sampe yang perempuan nyablaknya minta maaf (bosen pake ‘ampun’ aja). Gaswat itu. Kalo dalam istilah komputer, cewek model gitu katanya tipe monitor; genit, senangnya diperhatiin, suka pamer, padahal belum tentu yang dipamerin bagus.
Oke, paling nggak inilah panduan awalnya sebelum kau mengkhitbah perempuan pujaan hatimu. Kaprikornus jangan asal aja. Begitu juga kau yang perempuan atau walinya, jangan cuma seneng ngelihat perjaka atau calon menantunya dari tampilan fisiknya aja, padahal pikirannya amburadul. Intinya carilah yang beriman kepada Yang Mahakuasa Swt. Abu Nu’im mentakhrij di dalam al-Hilyah, 1/215, dari Tsabit al-Banaty, dia berkata: “Yazid bin Mu’awiyah memberikan lamaran kepada Abu Darda’ untuk menikahi putrinya. Namun Abu Darda’ menolak lamarannya itu. Seseorang yang biasa bersama Yazid berkata, ‘Semoga Yang Mahakuasa memperlihatkan kemaslahatan kepadamu. Apakah engkau berkenan kalau saya yang menikahi putri Abu Darda’?” Yazid menjawab, “Celaka engkau. Itu yaitu sesuatu yang amat mengherankan.”
Temannya berkata, “Perkenankan saya untuk menikahinya, semoga Yang Mahakuasa memberikan kemaslahatan kepadamu.” Terserahlah,” jawab Yazid. Ketika Abu Darda’ benar-benar menikahkan putrinya dengan temannya Yazid itu, maka tersiar komentar yang miring, bahwa Yazid memberikan lamaran kepada Abu Darda’, tapi lamarannya ditolak. Tapi ketika ada orang lain dari golongan orang-orang yang lemah, justru Abu Darda’ mendapatkan dan menikahkannya. Lalu Abu Darda’ berkata,”Aku melihat ibarat apa kurasakan di dalam hatiku. Jika ada dua pelamar, maka saya menilik rumah-rumah yang dilihatnya bisa menjadi acuan agamanya.”
Lho, iya, ngapain dilama-lamain, kalo emang kau udah merasa cocok dan yakin dengan pilihanmu dengan kriteria ibarat disampaikan di atas. Nggak usah ragu Mas, silakan saja. Kalo masih ragu, coba lakukan sholat istikharah. Siapa tahu tambah ragu, eh, sori, bisa bikin yakin hati kamu. Terus kalo udah siap segalanya? Pokoknya, bagi yang udah siap nikah neh. Kaprikornus memang kalo belum siap or berani untuk nikah, mendingan jangan mengkhitbah akhwat. Itu bakalan bikin runyam. Oya, gimana sih cara kita melaksanakan khitbah sama gadis idaman kita?
Nggak susah. Kalo kau udah siap mental, insya Yang Mahakuasa hambatan yang lain bisa diatasi. Awalnya, pas kau dapet ‘kembang’ yang bisa membikin hatimu kesengsem, dan itu kemudian terus membetot-betot hatimu untuk selalu tentrem kalo mengingat namanya, apalagi sampe ketemu segala. Nah, kalo kau berani, bilang aja sendiri sama dia kalo kau tuh tertarik. Aduh, ‘radikal’ amat?
Ah, nggak juga tuh. Mudahnya begini. Jurus pertama, tanya dulu, apakah doi udah ada yang punya atau belum. Soalnya jangan sampe kita meminang pinangan orang lain. Bisa gaswat. Namanya juga orang. Punya hati, dan sangat mungkin sakit hati. Kalo sampe begitu, udah mending kalo cuma digebukin pake omongan, lha kalo sampe digebukin pake pentungan besi? Nggak tidak mungkin kalo urusannya bisa pribadi ngontak tukang gali kubur kan? J Adalah Abu Hurairah yang berkata: “Rasulullah saw. bersabda: ‘Seorang pria tidak boleh meminang perempuan yang telah dipinang oleh saudaranya." (HR. Ibnu Majah)
Kalo ternyata gadis itu masih ‘sendiri’? Nggak dihentikan kalo kau ngajuin pinangan. Lebih sueneng lagi kalo doi menyambut cinta kita. Aduh enake. Kaprikornus jurus keduanya, pribadi datengin ortunya. Minta pribadi kepada mereka. Tapi jangan ngeper ya? Jangan sampe pas dateng ke rumahnya, begitu pintu dibuka, yang muncul yaitu lelaki setengah baya dengan kumis tebel segede giat jambu, kau pribadi ngibrit balik lagi. Yee… itu sih kebangetan. Hadapi aja. Nggak usah takut. Kata pepatah; segalak-galaknya macan, nggak bakalan berani makan sendal, eh, anaknya sendiri.
Lagian, itu kan boleh dibilang camer (calon mertua), ngapain kudu takut segala. Iya nggak? Sampaikan saja apa maksud kedatangan kau ke mereka. Bahwa kau berminat kepada putri mereka, dan serius ingin membina rumah tangga dengannya. Kalo ditolak? Ya, jangan sampe dukun bertindak dong. Itu namanya cinta terpadu, alias terpaksa pakai dukun. Nggak boleh. Kalem aja. Sabar. Kembang tak hanya setaman. Ceileee.. menghibur diri, padahal mah hati serasa kompor meledug! Kaprikornus intinya, kau mengkhitbah akhwat pujaan hatimu itu pribadi ke ortunya. Tentunya sehabis sepakat dengan doi dong. Kenapa kudu memberikan ke ortunya? Lho, itu kan walinya.
Sebab seorang gadis itu dalam pengawasan walinya. Karena walinya (ayah, dan saudara dari ayahnya), bertanggung jawab penuh. Terus selain meminta kepada ortunya, dan kalau ortu udah oke, boleh nggak melihat calon istri kita? Misalnya, untuk memastikan apakah telinganya masih utuh ada dua-duanya ataukah tidak. Karena kan selama ini nggak kelihatan ditutupi kerudung terus. Intinya, jangan sampe kita beli karung dalam kucing, eh, beli kucing dalam karung. Yup, boleh melihat kok. Tapi bukan seluruh tubuhnya. Bisa gawat!
Anas bin Malik berkata: “Mughirah bin Syu’bah berkeinginan untuk menikahi seorang perempuan, kemudian Rasulullah memberi hikmah kepadanya: “Pergilah untuk melihat perempuan itu, lantaran dengan melihat itu akan memperlihatkan jalan untuk lebih sanggup membina kerukunan antara kau berdua” Lalu ia pun melakukannya, kemudian menikahi perempuan itu, dan ia menceritakan perihal kerukunan dirinya dengan perempuan itu. (HR. Ibnu Majah)
Sobat muda muslim, kayaknya kalo dibahas terus bakalan asyik juga ya? Tapi sayang, buletin ini nggak cukup menampung semua persoalan itu. Kaprikornus intinya, bagi kau yang udah siap moril, materiil, maupun ‘onderdil’, segera saja menikah. Mau khitbah dulu juga boleh. Tapi jangan lama-lama. Dan inget, kalo pun udah khitbah, kau kudu tetep menjaga batasan dalam bergaul. Kan, tetep aja belum sah jadi suami-istri. Makanya, cepetan nikah aja! Dan buat kau yang masih Sekolah Menengah Pertama or SMU, jadikan aja ini sebagai wawasan awal ya? Biar ngeh juga. Jadi, hindari pacaran dan fokus belajar. Untuk yang udah mapan, pribadi nikah sajalah. Ya, kalo nikah itu halal, buat apa pacaran? Iya nggak?
Soal Rizki? Dari Allah. Firman Yang Mahakuasa Swt.: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antaramu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Yang Mahakuasa akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Alah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (TQS an-Nûr [24]: 32)
Rasulullah saw. bersabda: “Ada tiga golongan yang berhak ditolong oleh Yang Mahakuasa Swt: Seorang Mujahid di jalan Allah, Mukatab (budak yang membeli dirinya dari tuannya) yang mau melunasi pembayarannya, dan seorang yang kawin lantaran mau menjauhkan diri dari yang haram” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)
Jadi begitu sobat. Paham kan?
Lihat aja di angkot, di pasar, apalagi di mal, ada aja pasangan ilegal ini yang nekat melaksanakan adegan yang bisa bikin orang yang ngeliat merasa muak dan sebel. Aksi nekat dan berani aib memang. Hubungan gelap dan liar!
Pacaran dikatakan kekerabatan gelap? Ya, sebab, ikatan antara pria dan perempuan yang sah dalam pandangan Islam yaitu dengan khitbah dan nikah. Nggak ada selain itu. Dengan demikian yang boleh dibilang sebagai kekerabatan yang ‘terang’ itu yaitu khitbah dan nikah itu. Namun demikian, jangan dianggap bahwa khitbah sama dengan pacaran islami, lho. Itu salah besar sodara-sodara.
"Aku mencintaimu lantaran agama yang ada padamu, kalau kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah cintaku padamu." (Imam Nawawi)
Sobat muda muslim, khitbah dalam bahasa Indonesia artinya meminang. Udah pernah kenal istilah ini? Jangan sampe kuper ya? Apalagi selama ini, kayaknya banyak juga dari kita yang nggak kenal istilah-istilah islami. Yang kita hapal betul dan udah terformat dalam otak dan pikiran kita yaitu istilah dan aturan main yang bukan berasal dari Islam. Jadinya ya pantes aja nggak ngeh, bahkan mungkin nggak kenal sama sekali. Memprihatinkan memang.
Anehnya, kita lebih kenal dan paham istilah pacaran. Akibatnya, sebagian besar dari kita mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maklum, perbuatan itu kan selalu berbanding lurus dengan pemahaman. Itu mutlak lho, nggak bisa ditawar-tawar lagi.
Ujungnya, ada juga yang kemudian menganggap bahwa pacaran yaitu semacam aktivitas ‘wajib’ bagi orang dewasa, ketika ingin menentukan or mencari pasangan hidup. Itu sebabnya, jangan heran pula kalo ada ortu yang begitu galau dan gelisah ketika menyaksikan anak gadisnya masih menyendiri. Pikirannya selalu yang serem-serem. Ujungnya, untuk mengusir perasaan itu, nggak sedikit ortu yang tega ngomporin anaknya supaya nyari pasangan.
Dalam beberapa perkara malah lebih mengerikan, ada ortu yang ngasih pernyataan, bahwa siapa pun deh pacar anak gadisnya yang penting laki-laki. Wacksss? Nah lho, apa nggak salah tuh? Tentu salah dong dalam pandangan Islam. Kok nggak disuruh nikah? Kok malah dibiarin pacaran dulu? Waduh. Bahaya Mas! Dan, tentunya ada juga di antara mereka yang menjalani acara itu lantaran memang nggak tahu hukumnya, alias kagak nyaho, alhasil ya kayak begini ini.
Ini ceritanya kalo kita udah serius mau nikah lho. Jadi, untuk temen-temen yang masih Sekolah Menengah Pertama or SMU, kayaknya jadikan aja sebagai wawasan ya? Untuk sementara kok. Kali aja nyangkut-nyangkut dikit deh. Biar nggak buta banget. Emang sih kagak lezat ati ye, cuma dapet teorinya dong. Praktiknya belum. Tapi nggak apa-apa kan? Kuat nahan aja dulu ya?
Buat para cowok, sebelum kita ‘nekat’ mengkhitbah pasangan kita. Ada beberapa kriteria yang kudu jadi patokan kita. Nggak asal aja ya? Pesan kita neh, “Jangan keburu-buru. Gunung tak akan lari dikejar” Kalem aja Mas!
Pertama, carilah perempuan yang sholihah. Abdullah bin Amr berkata bahwa Rasulullah saw suatu ketika bersabda:“Dunia ini gotong royong merupakan kesenangan, dan kesenangan dunia yang paling baik yaitu seorang perempuan yang shalih” (HR Ibnu Majah) Nah, itu pesan nabi kita sobat. Kaprikornus jangan sekali-kali nyari yang bakalan bikin repot buat kita-kita. Pokoke, jangan ambil risiko dengan menentukan gajah, alias gadis jahiliyah. Masak tega-teganya sih kau milihinhj buat bawah umur kau nanti ibunya yang amburadul begitu rupa. Dan tentunya semoga peluang kau gede untuk dapetin gadis yang sholihah, maka kamunya juga kudu jaim (jaga imej). Kamu musti taat dan sholeh juga dong. Malu atuh, seorang muslim tapi kelakuannya nyontek abis kaum lain. Mana ada cewek baik-baik mau sama kau yang begitu. Jadi, dua-duanya emang kudu oke.
Kedua, kalo kau pengen nyari calon istri, sebelum meminta ke ortunya (mengkhitbah), pastikan calon kau itu sepakat punya dong. Utamanya dalam soal agamanya. Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah juga pernah bersabda:“Wanita itu dinikahi lantaran empat hal: lantaran hartanya, lantaran keturunannya, lantaran kecantikannya dan lantaran agamanya. Tetapi hendaklah kau menentukan perempuan yang beragama. Camkanlah hal ini olehmu.” (HR. Jama’ah kecuali Tirmizi) Betul. Itu bakalan bisa memperlihatkan yang terbaik buat kita. Memang sih, kita kepengen banget dapet pasangan yang wajahnya lezat dan sedap dipandang mata. Yang laki barangkali mengkhayal, kali aja dapet istri yang wajahnya kembaran banget ama Shakira or Jessica Alba. Aduh, gimana senengnya kali yee. Begitu juga anak cewek, berharap banget dapet gandengan itu perjaka yang mirip-mirip Vaness Wu or Vic Zhou. Wah, bisa-bisa ‘kesetrum’ tuh.
Tapi tentunya bakalan percuma aja kalo punya gandengan yang tampilannya sepakat tapi bikin berabe. Karena doi nggak taat sama Allah. Kalo dalam istilah komputer, jangan sampe kita punya pasangan tipe Windows, tampilan luar sih boleh, tapi dalemnya penuh bugs. Wacksss?
Ini berlaku buat kedua belah pihak dong. Yang laki kudu taat, begitu pun yang wanita. Jangan sampe yang perempuan nyablaknya minta maaf (bosen pake ‘ampun’ aja). Gaswat itu. Kalo dalam istilah komputer, cewek model gitu katanya tipe monitor; genit, senangnya diperhatiin, suka pamer, padahal belum tentu yang dipamerin bagus.
Oke, paling nggak inilah panduan awalnya sebelum kau mengkhitbah perempuan pujaan hatimu. Kaprikornus jangan asal aja. Begitu juga kau yang perempuan atau walinya, jangan cuma seneng ngelihat perjaka atau calon menantunya dari tampilan fisiknya aja, padahal pikirannya amburadul. Intinya carilah yang beriman kepada Yang Mahakuasa Swt. Abu Nu’im mentakhrij di dalam al-Hilyah, 1/215, dari Tsabit al-Banaty, dia berkata: “Yazid bin Mu’awiyah memberikan lamaran kepada Abu Darda’ untuk menikahi putrinya. Namun Abu Darda’ menolak lamarannya itu. Seseorang yang biasa bersama Yazid berkata, ‘Semoga Yang Mahakuasa memperlihatkan kemaslahatan kepadamu. Apakah engkau berkenan kalau saya yang menikahi putri Abu Darda’?” Yazid menjawab, “Celaka engkau. Itu yaitu sesuatu yang amat mengherankan.”
Temannya berkata, “Perkenankan saya untuk menikahinya, semoga Yang Mahakuasa memberikan kemaslahatan kepadamu.” Terserahlah,” jawab Yazid. Ketika Abu Darda’ benar-benar menikahkan putrinya dengan temannya Yazid itu, maka tersiar komentar yang miring, bahwa Yazid memberikan lamaran kepada Abu Darda’, tapi lamarannya ditolak. Tapi ketika ada orang lain dari golongan orang-orang yang lemah, justru Abu Darda’ mendapatkan dan menikahkannya. Lalu Abu Darda’ berkata,”Aku melihat ibarat apa kurasakan di dalam hatiku. Jika ada dua pelamar, maka saya menilik rumah-rumah yang dilihatnya bisa menjadi acuan agamanya.”
Lho, iya, ngapain dilama-lamain, kalo emang kau udah merasa cocok dan yakin dengan pilihanmu dengan kriteria ibarat disampaikan di atas. Nggak usah ragu Mas, silakan saja. Kalo masih ragu, coba lakukan sholat istikharah. Siapa tahu tambah ragu, eh, sori, bisa bikin yakin hati kamu. Terus kalo udah siap segalanya? Pokoknya, bagi yang udah siap nikah neh. Kaprikornus memang kalo belum siap or berani untuk nikah, mendingan jangan mengkhitbah akhwat. Itu bakalan bikin runyam. Oya, gimana sih cara kita melaksanakan khitbah sama gadis idaman kita?
Nggak susah. Kalo kau udah siap mental, insya Yang Mahakuasa hambatan yang lain bisa diatasi. Awalnya, pas kau dapet ‘kembang’ yang bisa membikin hatimu kesengsem, dan itu kemudian terus membetot-betot hatimu untuk selalu tentrem kalo mengingat namanya, apalagi sampe ketemu segala. Nah, kalo kau berani, bilang aja sendiri sama dia kalo kau tuh tertarik. Aduh, ‘radikal’ amat?
Ah, nggak juga tuh. Mudahnya begini. Jurus pertama, tanya dulu, apakah doi udah ada yang punya atau belum. Soalnya jangan sampe kita meminang pinangan orang lain. Bisa gaswat. Namanya juga orang. Punya hati, dan sangat mungkin sakit hati. Kalo sampe begitu, udah mending kalo cuma digebukin pake omongan, lha kalo sampe digebukin pake pentungan besi? Nggak tidak mungkin kalo urusannya bisa pribadi ngontak tukang gali kubur kan? J Adalah Abu Hurairah yang berkata: “Rasulullah saw. bersabda: ‘Seorang pria tidak boleh meminang perempuan yang telah dipinang oleh saudaranya." (HR. Ibnu Majah)
Kalo ternyata gadis itu masih ‘sendiri’? Nggak dihentikan kalo kau ngajuin pinangan. Lebih sueneng lagi kalo doi menyambut cinta kita. Aduh enake. Kaprikornus jurus keduanya, pribadi datengin ortunya. Minta pribadi kepada mereka. Tapi jangan ngeper ya? Jangan sampe pas dateng ke rumahnya, begitu pintu dibuka, yang muncul yaitu lelaki setengah baya dengan kumis tebel segede giat jambu, kau pribadi ngibrit balik lagi. Yee… itu sih kebangetan. Hadapi aja. Nggak usah takut. Kata pepatah; segalak-galaknya macan, nggak bakalan berani makan sendal, eh, anaknya sendiri.
Lagian, itu kan boleh dibilang camer (calon mertua), ngapain kudu takut segala. Iya nggak? Sampaikan saja apa maksud kedatangan kau ke mereka. Bahwa kau berminat kepada putri mereka, dan serius ingin membina rumah tangga dengannya. Kalo ditolak? Ya, jangan sampe dukun bertindak dong. Itu namanya cinta terpadu, alias terpaksa pakai dukun. Nggak boleh. Kalem aja. Sabar. Kembang tak hanya setaman. Ceileee.. menghibur diri, padahal mah hati serasa kompor meledug! Kaprikornus intinya, kau mengkhitbah akhwat pujaan hatimu itu pribadi ke ortunya. Tentunya sehabis sepakat dengan doi dong. Kenapa kudu memberikan ke ortunya? Lho, itu kan walinya.
Sebab seorang gadis itu dalam pengawasan walinya. Karena walinya (ayah, dan saudara dari ayahnya), bertanggung jawab penuh. Terus selain meminta kepada ortunya, dan kalau ortu udah oke, boleh nggak melihat calon istri kita? Misalnya, untuk memastikan apakah telinganya masih utuh ada dua-duanya ataukah tidak. Karena kan selama ini nggak kelihatan ditutupi kerudung terus. Intinya, jangan sampe kita beli karung dalam kucing, eh, beli kucing dalam karung. Yup, boleh melihat kok. Tapi bukan seluruh tubuhnya. Bisa gawat!
Anas bin Malik berkata: “Mughirah bin Syu’bah berkeinginan untuk menikahi seorang perempuan, kemudian Rasulullah memberi hikmah kepadanya: “Pergilah untuk melihat perempuan itu, lantaran dengan melihat itu akan memperlihatkan jalan untuk lebih sanggup membina kerukunan antara kau berdua” Lalu ia pun melakukannya, kemudian menikahi perempuan itu, dan ia menceritakan perihal kerukunan dirinya dengan perempuan itu. (HR. Ibnu Majah)
Sobat muda muslim, kayaknya kalo dibahas terus bakalan asyik juga ya? Tapi sayang, buletin ini nggak cukup menampung semua persoalan itu. Kaprikornus intinya, bagi kau yang udah siap moril, materiil, maupun ‘onderdil’, segera saja menikah. Mau khitbah dulu juga boleh. Tapi jangan lama-lama. Dan inget, kalo pun udah khitbah, kau kudu tetep menjaga batasan dalam bergaul. Kan, tetep aja belum sah jadi suami-istri. Makanya, cepetan nikah aja! Dan buat kau yang masih Sekolah Menengah Pertama or SMU, jadikan aja ini sebagai wawasan awal ya? Biar ngeh juga. Jadi, hindari pacaran dan fokus belajar. Untuk yang udah mapan, pribadi nikah sajalah. Ya, kalo nikah itu halal, buat apa pacaran? Iya nggak?
Soal Rizki? Dari Allah. Firman Yang Mahakuasa Swt.: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antaramu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Yang Mahakuasa akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Alah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (TQS an-Nûr [24]: 32)
Rasulullah saw. bersabda: “Ada tiga golongan yang berhak ditolong oleh Yang Mahakuasa Swt: Seorang Mujahid di jalan Allah, Mukatab (budak yang membeli dirinya dari tuannya) yang mau melunasi pembayarannya, dan seorang yang kawin lantaran mau menjauhkan diri dari yang haram” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)
Jadi begitu sobat. Paham kan?
sumber
terima kasih sudah mau membaca.
0 Response to "Yuk, Kita Khitbah..! (Bukan Khutbah Lho..........!!!)"
Post a Comment
Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)
NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".
Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda