Mulianya Menjadi Ibu Rumah Tangga - Tempat Blogging

Mulianya Menjadi Ibu Rumah Tangga

بسم الله الرحمن الرحيم

tulisan saya ambil dari http://ibnuabdulbari.multiply.com


Dalam sejarah peradaban, tidak ada yang sanggup menyamai generasi para shahabat. Mereka ialah orang-orang pilihan Tuhan untuk menjadi sobat Nabi-Nya, Muhammad . Sungguh keistimewaan yang tidak akan tertandingi oleh apa pun. Mereka ialah generasi yang harus dijadikan panutan. Baik dari kalangan shahabat maupun shahabiyah. Membaca dongeng mereka menyerupai hidup di tengah-tengah mereka dan mencicipi getaran kekuatan yang memasuki relung hati kita meski kita tidak pernah bertemu dengan mereka.

Di antara dongeng mereka yang menciptakan kita terhipnotis ialah pertanyaan yang mempesona dari duta para wanita, para shahabiyah رضي الله عنهن yang diwakili oleh Asma’. Pertanyaan itu muncul alasannya ialah kegelisahan dan cita-cita mereka untuk mendapat pahala sebagaimana kaum pria, para shahabat. Lebih menghebohkan lagi, pertanyaan itu disampaikan ketika Nabi Muhammad bermajlis bersama para shahabatnya.

Bagaimana kisahnya? Mungkin kita sudah pernah mendengarnya, atau bahkan menghafalnya. Ini sebagai pengingat saja dan menguatkan memori kita untuk mengingat kembali dongeng fantastic tersebut.

Pada suatu hari Rosululloh  sedang mengajarkan al-Qur’an dan as-Sunah kepada para Shahabatnya. Di tengah keasyikan mengajar, dia dan para shahabat dikejutkan dengan datangnya seorang shohabiyah. Dia berjulukan Asma’ binti Yazid bin Sakan رضي الله عنها yang menjadi duta dari para shahabiyah di belakangnya.

Di tengah keterjutan Rasululloh dan para shahabat, Asma’ bertanya kepada dia , ” Wahai Rasulullah , sebenarnya saya ialah utusan bagi seluruh perempuan muslimah yang di belakangku. Seluruhnya menyampaikan sebagaimana yang saya katakan, dan semuanyanya beropini sebagaimana yang saya utarakan.”

Kemudian ia melanjutkan, “Sesungguhnya Tuhan mengutusmu kepada semua kaum laki-laki dan kaum wanita, kemudian kami beriman kepadamu dan kepada Rabb mu. Adapun kami para perempuan terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum laki-laki, dan kami ialah daerah mereka menyalurkan syahwatnya. Kami pula yang mengandung bawah umur mereka. Akan tetapi kaum laki-laki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat Jum’at, mengantarkan jenazah, dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad, kami lah yang menjaga harta mereka dan mendidik bawah umur mereka.”

Berat. Sungguh berat amanah dan kiprah yang ditanggung oleh perempuan muslimah. Karenanya, sehabis mengutarakan semua hal yang mengganjal dalam benak semua shahabiyah, ia kemudian bertanya, “Lantas, apakah kami, kaum wanita, juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka sanggup dengan amalan mereka ?”

Coba kita baca sekali lagi, “Lantas, apakah kami, kaum wanita, juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka sanggup dengan amalan mereka ?”

Mendengar pertanyaan yang sangat luar biasa indahnya, Rasulullah  terkagum-kagum sebagaimana kekaguman kita setiap kali membaca dan mengamati pertanyaan tersebut. Indah nian. Sungguh. Pertanyaan luar biasa yang terlontar alasannya ialah ingin mendapat pahala berlimpah dari profesi ibu rumah tangga; perempuan yang menjaga dirinya, harta suaminya dan mendidik anak-anaknya.

Dengan wajah tersenyum alasannya ialah mendapat pertanyaan yang sedemikian indahnya, Rasululloh menoleh kepada para sobat dengan menghadapkan seluruh tubuhnya dan bersabda, “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan ihwal agama dari seorang perempuan yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?”

Para sobat yang belum hilang keterjutannya dengan pertanyaan Asma’, kini juga terkejut lagi dengan pertanyaan Rasululloh. Pada ketika itu para shahabat hanya sanggup menjawab, “Belum, belum wahai Rasululloh . Bahkan, belum pernah terdetik dalam benak kami bahwa dia akan bertanya sedemikian bagusnya!”

Rasululloh dan para shahabat sangat terkagum dan terpesona dengan pertanyaan yang terlontar dari ekspresi Asma selaku delegasi para shahabiyah.

Kemudian Rasulullah  bersabda, “Kembalilah wahai Asma’ dan beritahukan kepada para perempuan yang berada di belakangmu; bahwa perlakuan baik salah seorang di antara mereka kepada suaminya, upayanya untuk mendapat keridhaan suaminya, dan ketundukkannya untuk senantiasa mentaati suami; itu semua sanggup mengimbangi seluruh amal yang kau sebutkan yang dikerjakan oleh kaum laki-laki.” Subhanallah. Jawaban yang sejuk dan menentramkan. Mengobati semua kegundahan para wanita, yang iri dengan banyak sekali pahala yang diperoleh kaum pria.

Mendengar balasan Rasululloh, Asma’ berlalu dengan wajah berseri-seri dan mengucapkan tahlil sebagai tanda kemenangan alasannya ialah mendapat apa yang mereka impikan sebagai kaum wanita. Tak usang sehabis itu, para shahabiyah yang mendengar kabar Asma’ selaku duta mereka pun mengumandangkan takbir sehabis mendengar balasan Rasululloh. Allahu Akbar !


Sukron sudah mau membaca....jazakaAllah aufaru jaza'
Show comments
Hide comments

0 Response to "Mulianya Menjadi Ibu Rumah Tangga"

Post a Comment

Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)

NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".

Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close