Akhwat Genit, Apaan Tuh?
Friday, June 8, 2018
Add Comment
بسم الله الرØمن الرØيم
Akhwat yakni sebutan erat untuk para perempuan muslim. Akhwat secara bahasa Arab artinya saudara perempuan. Namun sudah maklum (diketahui) bahwa saudara yang dimaksud di sini yakni saudara seiman, sama-sama muslim. Hal ini bukan tak berdasar, lantaran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain," (HR. Muslim, no. 2564).
Namun memang sebagian orang menggunakan istilah akhwat untuk makna yang lebih sempit. Ada yang menggunakan istilah akhwat khusus untuk para muslimah yang aktifis dakwah, berarti yang bukan aktifis dakwah bukan akhwat.
Ada juga yang menggunakan istilah akhwat khusus untuk para muslimah yang berjilbab lebar, berarti yang berjilbab pendek bukan akhwat.
Ada yang lebih parah lagi, istilah akhwat hanya diperuntukkan bagi muslimah yang satu aliran atau gerakan, yang beda aliran dan gerakan bukan akhwat. Tentu kita lebih baiklah makna yang umum, bahwa setiap muslimah yang mentauhidkan Allah, yakni akhwat. Namun yang lebih dikenal banyak orang, akhwat yakni para muslimah aktifis dakwah yang biasanya berjilbab lebar. Dan makna ini yang kita pakai di dalam goresan pena saya ini.
Demi Allah, sungguh anggunnya para muslimah dengan hijab syar'inya (pakaian muslimah yang sesuai pedoman Islam), melambai diterpa angin, memancarkan cahaya indah dari sebuah keimanan yang mantap. Ya, keistiqomahan seorang muslimah untuk menjaga auratnya dengan jilbab yang syar'i yakni cermin keimanannya, setidaknya dalam hal berpakaian.
Sungguh beruntung mereka yang telah menyadari bahwa Tuhan telah memerintahkan para muslimah untuk berhijab syar'i, dan sungguh Tuhan tidak akan memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya kecuali itu yakni sebuah kebaikan.
Namun sayang sungguh sayang, sebagian akhwat yang berhijab syar'i belum menyadari esensi dari hijab yang dipakainya, yaitu untuk menjaga dirinya dari fitnah syahwat. Sebagian dari mereka hanya menganggap hijab syar'i hanya sekedar tuntutan berpakaian dari syari'at, atau ada pula yang hanya menganggapnya sebagai tuntutan mode supaya terlihat anggun, terlihat cantik, keibuan, dll. Wal'iyyadzubillah!.
Akhirnya ditemukanlah tipe muslimah yang disebut akhwat genit, yaitu mereka (muslimah) yang sudah berhijab syar'i, jilbab lebar, namun tidak menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya. Mereka tidak menjaga diri dari hal-hal yang sanggup mengakibatkan fitnah (kerusakan;bencana) yang ditimbulkan dari pergaulan laki-laki dan perempuan yang melanggar batas-batas syari'at. Padahal seharusnya merekalah (para akhwat) yang mendakwahkan bagaimana cara bergaul yang syar'i.
Mungkin saja para akhwat genit ini belum tahu wacana tuntunan Islam dalam bergaul dengan lawan jenis. Ketahuilah, memang Tuhan Subhanahu Wa Ta'ala telah mewajibkan ummat muslim berbuat baik dalam segala hal.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Tuhan telah mewajibkan berbuat baik atas segala sesuatu," (HR. Muslim). Dan memang benar bahwa Tuhan telah memerintahkan hamba-Nya mempererat persaudaraan, ukhuwah sesama muslim, bersikap santun, sopan, banyak memuji. Namun perlu diperhatikan, hal-hal baik tersebut akan berbeda aturan dan akhirnya kalau diterapkan kepada lawan jenis.
Berkata manis, santun, mendayu-dayu, itu baik, namun bila diterapkan kepada lawan jenis, sanggup berbahaya.
Menanyakan kabar kepada seorang kawan, itu baik, namun bila sang mitra itu lawan jenis, sanggup berbahaya.
Sering memberi nasehat-nasehat kepada seorang mitra itu baik, namun kalau beliau lawan jenis, sanggup berbahaya. Senyum dan menyapa ketika berpapasan dengan kawan, itu baik, namun kalau beliau lawan jenis, sanggup berbahaya. Karena Tuhan Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman yang artinya: "Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menundukkan pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka menyampaikan perhiasan badan mereka kecuali yang zahir daripadanya." (QS. An-Nur : 24).
Berbuat baik memang diperintahkan, namun Tuhan juga memerintahkan untuk menjaga pandangan dan pergaulan terhadap lawan jenis. Maka janganlah mencampurkan hal-hal baik dengan hal yang dilarang.
Ciri-ciri akhwat genit:
1. Berpakaian yang mengundang pandangan
Mungkin beliau menggunakan jilbab lebar, gamis, namun jilbab dan busana muslimah yang dikenakannya dibentuk sedemikian rupa semoga menarik hati pandangan para ikhwan. Warna yang mencolok, renda-renda, atau aksesoris lain yang menciptakan para laki-laki jadi terpancing untuk memandang.
2. Senang dilihat
Akhwat genit, bahagia sekali bila banyak dilihat oleh para ikhwan. Maka beliau pun sering tampil di depan umum, sering mencari-cari perhatian para ikhwan, sering menciptakan sensasi-sensasi yang memancing perhatian para ikhwan dan suka berjalan melewati jalan yang terdapat para ikhwan berkumpul.
3. Kata-kata mesra yang Islami
Seringkali akhwat-akhwat genit melontarkan kata-kata mesra kepada para ikhwan. Tentu saja kata-kata mesra mereka berbeda dengan gayanya orang berpacaran, namun mereka menggunakan gaya bahasa Islami. misalnya; Jazakallah yach akhi; Akh, antum sanggup saja dech; Pak, jangan hingga telat makan lho; sebenarnya Tuhan menyukai hamba-Nya yang qowi; Kaifa haluka akhi; minta tausiah dunks; Akh, besok syura jam 9, jangan mpe telat lhoo..
4. SMS tidak penting
Biasanya akhwat-akhwat genit banyak beraksi lewat SMS. Karena aman, tidak tertangkap tangan orang lain, sanggup pribadi dihapus. Ia sering SMS tidak penting, menanyakan kabar, mengecek shalat malam sang ikhwan, mengecek shaum sunnah, atau SMS hanya untuk menyampaikan Afwan atau Jazakallah.
5. Banyak bercanda
Akhwat genit banyak bercanda dengan para ikhwan. Mereka pun saling tertawa tanpa takut terkena fitnah hati. Betapa banyak fitnah hati, VMJ, yang hanya berawal dari sebuah canda-mencandai.
6. Tidak khawatir berikhtilat
Ada saat-saat di mana kita tidak sanggup menghindari khalwat dan ikhtilat. Namun seharusnya ketika berada pada kondisi tersebut seorang mukmin yang takut kepada Tuhan sepatutnya mempunyai rasa khawatir berlama-lama di dalamnya, bukan malah enjoy dan menikmatinya. Demikian si akhwat genit. Saat terjadi ihktilat, akhwat genit tidak khawatir. Bukannya ingin cepat-cepat keluar dari kondisi tersebut, akhwat genit malah menikmatinya, berlama-lama, dan malah bercanda-ria dengan pada ikhwan laki-laki di sana.
7. Berbicara dengan nada
Maksudnya berbicara dengan intonasi kata yang bernada, mendayu, atau agak mendesah, atau dengan gaya agak kekanak-kanakan, atau dengan gaya manja. Semua gaya bicara ibarat ini sanggup mengakibatkan bekas pada hati laki-laki yang mendengarnya. Dan ketahuilah wahai muslimah, hal ini dihentikan oleh syari'at. Tuhan Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Maka janganlah kalian merendahkan bunyi dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang maruf." (QS. Al Ahzab: 32).
Para ulama meng-qiyaskan (menganalogikan) merendahkan bunyi untuk semua gaya bicara yang juga sanggup mengakibatkan penyakit hati pada lelaki yang mendengarnya.
Mari sama-sama kita perbaiki diri. Kita tata lagi pergaulan kita dengan lawan jenis. Karena inilah yang telah diperintahkan oleh syari'at. Dan tidaklah Tuhan memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu kebaikan. Dan tidaklah Tuhan melarang sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu keburukan. Dan sebenarnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewasiatkan kepada ummatnya bahwa fitnah (cobaan) terbesar bagi kaum laki-laki yakni cobaan syahwat, yaitu yang berasal dari wanita: "Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi laki-laki selain fitnah wanita. Dan sebenarnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil yakni disebabkan oleh wanita." (HR. Muslim).
Namun memang sebagian orang menggunakan istilah akhwat untuk makna yang lebih sempit. Ada yang menggunakan istilah akhwat khusus untuk para muslimah yang aktifis dakwah, berarti yang bukan aktifis dakwah bukan akhwat.
Ada juga yang menggunakan istilah akhwat khusus untuk para muslimah yang berjilbab lebar, berarti yang berjilbab pendek bukan akhwat.
Ada yang lebih parah lagi, istilah akhwat hanya diperuntukkan bagi muslimah yang satu aliran atau gerakan, yang beda aliran dan gerakan bukan akhwat. Tentu kita lebih baiklah makna yang umum, bahwa setiap muslimah yang mentauhidkan Allah, yakni akhwat. Namun yang lebih dikenal banyak orang, akhwat yakni para muslimah aktifis dakwah yang biasanya berjilbab lebar. Dan makna ini yang kita pakai di dalam goresan pena saya ini.
Demi Allah, sungguh anggunnya para muslimah dengan hijab syar'inya (pakaian muslimah yang sesuai pedoman Islam), melambai diterpa angin, memancarkan cahaya indah dari sebuah keimanan yang mantap. Ya, keistiqomahan seorang muslimah untuk menjaga auratnya dengan jilbab yang syar'i yakni cermin keimanannya, setidaknya dalam hal berpakaian.
Sungguh beruntung mereka yang telah menyadari bahwa Tuhan telah memerintahkan para muslimah untuk berhijab syar'i, dan sungguh Tuhan tidak akan memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya kecuali itu yakni sebuah kebaikan.
Sungguh beruntung mereka yang telah menyadari bahwa Tuhan telah memerintahkan para muslimah untuk berhijab syar'i, . . .
Namun sayang sungguh sayang, sebagian akhwat yang berhijab syar'i belum menyadari esensi dari hijab yang dipakainya, yaitu untuk menjaga dirinya dari fitnah syahwat. Sebagian dari mereka hanya menganggap hijab syar'i hanya sekedar tuntutan berpakaian dari syari'at, atau ada pula yang hanya menganggapnya sebagai tuntutan mode supaya terlihat anggun, terlihat cantik, keibuan, dll. Wal'iyyadzubillah!.
Akhirnya ditemukanlah tipe muslimah yang disebut akhwat genit, yaitu mereka (muslimah) yang sudah berhijab syar'i, jilbab lebar, namun tidak menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya. Mereka tidak menjaga diri dari hal-hal yang sanggup mengakibatkan fitnah (kerusakan;bencana) yang ditimbulkan dari pergaulan laki-laki dan perempuan yang melanggar batas-batas syari'at. Padahal seharusnya merekalah (para akhwat) yang mendakwahkan bagaimana cara bergaul yang syar'i.
Akhwat genit, yaitu mereka (muslimah) yang sudah berhijab syar'i, jilbab lebar, namun tidak menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya.
Mereka tidak menjaga diri dari hal-hal yang sanggup mengakibatkan fitnah (kerusakan;bencana) yang ditimbulkan dari pergaulan laki-laki dan perempuan yang melanggar batas-batas syari'at.
Mungkin saja para akhwat genit ini belum tahu wacana tuntunan Islam dalam bergaul dengan lawan jenis. Ketahuilah, memang Tuhan Subhanahu Wa Ta'ala telah mewajibkan ummat muslim berbuat baik dalam segala hal.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Tuhan telah mewajibkan berbuat baik atas segala sesuatu," (HR. Muslim). Dan memang benar bahwa Tuhan telah memerintahkan hamba-Nya mempererat persaudaraan, ukhuwah sesama muslim, bersikap santun, sopan, banyak memuji. Namun perlu diperhatikan, hal-hal baik tersebut akan berbeda aturan dan akhirnya kalau diterapkan kepada lawan jenis.
Berkata manis, santun, mendayu-dayu, itu baik, namun bila diterapkan kepada lawan jenis, sanggup berbahaya.
Menanyakan kabar kepada seorang kawan, itu baik, namun bila sang mitra itu lawan jenis, sanggup berbahaya.
Sering memberi nasehat-nasehat kepada seorang mitra itu baik, namun kalau beliau lawan jenis, sanggup berbahaya. Senyum dan menyapa ketika berpapasan dengan kawan, itu baik, namun kalau beliau lawan jenis, sanggup berbahaya. Karena Tuhan Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman yang artinya: "Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menundukkan pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka menyampaikan perhiasan badan mereka kecuali yang zahir daripadanya." (QS. An-Nur : 24).
Berbuat baik memang diperintahkan, namun Tuhan juga memerintahkan untuk menjaga pandangan dan pergaulan terhadap lawan jenis. Maka janganlah mencampurkan hal-hal baik dengan hal yang dilarang.
Ciri-ciri akhwat genit:
1. Berpakaian yang mengundang pandangan
Mungkin beliau menggunakan jilbab lebar, gamis, namun jilbab dan busana muslimah yang dikenakannya dibentuk sedemikian rupa semoga menarik hati pandangan para ikhwan. Warna yang mencolok, renda-renda, atau aksesoris lain yang menciptakan para laki-laki jadi terpancing untuk memandang.
2. Senang dilihat
Akhwat genit, bahagia sekali bila banyak dilihat oleh para ikhwan. Maka beliau pun sering tampil di depan umum, sering mencari-cari perhatian para ikhwan, sering menciptakan sensasi-sensasi yang memancing perhatian para ikhwan dan suka berjalan melewati jalan yang terdapat para ikhwan berkumpul.
3. Kata-kata mesra yang Islami
Seringkali akhwat-akhwat genit melontarkan kata-kata mesra kepada para ikhwan. Tentu saja kata-kata mesra mereka berbeda dengan gayanya orang berpacaran, namun mereka menggunakan gaya bahasa Islami. misalnya; Jazakallah yach akhi; Akh, antum sanggup saja dech; Pak, jangan hingga telat makan lho; sebenarnya Tuhan menyukai hamba-Nya yang qowi; Kaifa haluka akhi; minta tausiah dunks; Akh, besok syura jam 9, jangan mpe telat lhoo..
4. SMS tidak penting
Biasanya akhwat-akhwat genit banyak beraksi lewat SMS. Karena aman, tidak tertangkap tangan orang lain, sanggup pribadi dihapus. Ia sering SMS tidak penting, menanyakan kabar, mengecek shalat malam sang ikhwan, mengecek shaum sunnah, atau SMS hanya untuk menyampaikan Afwan atau Jazakallah.
5. Banyak bercanda
Akhwat genit banyak bercanda dengan para ikhwan. Mereka pun saling tertawa tanpa takut terkena fitnah hati. Betapa banyak fitnah hati, VMJ, yang hanya berawal dari sebuah canda-mencandai.
6. Tidak khawatir berikhtilat
Ada saat-saat di mana kita tidak sanggup menghindari khalwat dan ikhtilat. Namun seharusnya ketika berada pada kondisi tersebut seorang mukmin yang takut kepada Tuhan sepatutnya mempunyai rasa khawatir berlama-lama di dalamnya, bukan malah enjoy dan menikmatinya. Demikian si akhwat genit. Saat terjadi ihktilat, akhwat genit tidak khawatir. Bukannya ingin cepat-cepat keluar dari kondisi tersebut, akhwat genit malah menikmatinya, berlama-lama, dan malah bercanda-ria dengan pada ikhwan laki-laki di sana.
7. Berbicara dengan nada
Maksudnya berbicara dengan intonasi kata yang bernada, mendayu, atau agak mendesah, atau dengan gaya agak kekanak-kanakan, atau dengan gaya manja. Semua gaya bicara ibarat ini sanggup mengakibatkan bekas pada hati laki-laki yang mendengarnya. Dan ketahuilah wahai muslimah, hal ini dihentikan oleh syari'at. Tuhan Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Maka janganlah kalian merendahkan bunyi dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang maruf." (QS. Al Ahzab: 32).
Para ulama meng-qiyaskan (menganalogikan) merendahkan bunyi untuk semua gaya bicara yang juga sanggup mengakibatkan penyakit hati pada lelaki yang mendengarnya.
Mari sama-sama kita perbaiki diri. Kita tata lagi pergaulan kita dengan lawan jenis. Karena inilah yang telah diperintahkan oleh syari'at. Dan tidaklah Tuhan memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu kebaikan. Dan tidaklah Tuhan melarang sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu keburukan. Dan sebenarnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewasiatkan kepada ummatnya bahwa fitnah (cobaan) terbesar bagi kaum laki-laki yakni cobaan syahwat, yaitu yang berasal dari wanita: "Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi laki-laki selain fitnah wanita. Dan sebenarnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil yakni disebabkan oleh wanita." (HR. Muslim).
(PurWD/ istanasurgaku (voa-islam.com))
terima kasih sudah mau membaca.
0 Response to "Akhwat Genit, Apaan Tuh?"
Post a Comment
Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)
NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".
Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda