Istri Idaman
Monday, June 4, 2018
Add Comment
بسم الله الرØمن الرØيم
“Aku ingin istri yang manis Ma, yang cerdik dan sanggup lezat diajak diskusi, nyambung saat bicara dan gampang dibawa masuk ke dalam program keluarga, dan utamanya mendapatkan kekurangan dan kelebihan kita Ma,” Anto memaparkan alasan kenapa sudah 32 tahun belum juga mau menikah.
“Mama, tahu kan betapa menderitanya bang Ucok, punya istri yang kaya raya namun angkuh setengah mati, Ma tahu kan bahwa bang Ucok itu apalagi sehabis di PHK makin sering dimarahin istrinya siang dan malam, kemarin saja saya dengar sendiri istrinya jerit-jerit di telepon suruh bang Ucok pulang cepat-cepat dari sini, itu sebab si Maryam, anak bang Ucok yang ke dua sakit panas. Yaa mestinya istrinya ngertilah bahwa bang Ucok kan juga cuma sebentar di sini, cuma mampir nengokin anak yang gres pulang dari rumah sakit, kan juga cuma sebentar. Aku melihat istri bila salah pilih malah bikin suami-suami jadi pusing, dan rumah tangga jadi gak bahagia,” Urai Anto panjang lebar dan seakan meminta pengertian sang Mama.
“Ada lagi istri si Umar, Mama ingat kan Umar mitra kuliahku dulu yang ialah ketua rohis? yang berjenggot itu lho Ma, Da’i yang rajin banget sholat bahkan ikut-ikut berdakwah, bahkan kini sesekali ia juga berdakwah di mushola kantorku... tapi gres saja ku dengar mereka bercerai, masing-masing bawa satu anak, sebab ku dengar istrinya itu sangat bernafsu dan suka melempar-lempar barang bila marah, kebayang gak sih punya istri marah-marah melulu, hidup jadi gak damai kan..” gerutu Anto lagi.
“Lalu kau mau punya istri yang kaya siapa To? di dunia ini kan tidak ada bidadari yang numpang lewat kemudian mengatakan diri jadi istri kamu,” tanya Mamanya Anto dengan lembut. “Tidak ada perempuan yang tepat di dunia ini, susah nyari yang sempurna, niscaya ada cacat celanya,” Mama meneruskan sambil memegang pundak Anto dengan penuh kasih sayang. “Mama ini sudah bau tanah To, Mama hanya ingin sepeninggal Mama nanti, kau ada yang mengurus, merawat dan juga sudah punya bawah umur yang akan membuatmu menjadi cukup umur dan bangga sebab bawah umur itu menciptakan seorang suami menjadi lebih bertanggung jawab atas rumah tangga dan kehidupan ini.. Tidak usang lagi mungkin Mama akan menyusul ayahmu To, Mama hanya ingin sepeninggal Mama, kau telah memperkenalkan istrimu pada Mama..” isak ibunya Anto tertahan..
Anto hanya termenung dan tercenung lama, gumamnya dalam hati, “karena saya belum menemukan perempuan ibarat dirimu, Ma yang membisu saja bila dimarahi suaminya, yang selau berkata lembut, yang selalu mengerti aku, yang selalu menyerah dan mendahulukan kepentinganku, yang pasrah dikasih uang berapa saja oleh suaminya, yang manis ibarat dirimu, yang mengasihi anak-anaknya ibarat dirimu, saya susah sekali menemukan perempuan yang baik ibarat dirimu di zaman kini ini, banyak perempuan manis namun mereka tidak mempunyai sifat-sifat yang kuinginkan dari seorang perempuan yang menyerah dan keibuaan ibarat dirimu,” demikian renung Anto dalam hati.
Hmm, namun Anto bekerjsama tidak tahu bahwa sudah berapa kali ibunya mendengking pada ayahnya, sudah berapa kali ibunya minta cerai pada ayahnya, sudah berapa kali ibunya membantah ucapan ayahnya, sudah berapa kali ibunya marah-marah dan membanting pintu dengan keras pada ayahnya dalam hal berbeda pendapat yang cukup banyak, dalam ucapan-ucapan yang kerap salah pemaknaannya yang sering kali memicu pertengkaran jago di rumah tangga mereka, bahkan Mamanya pernah sekali meninggalkan rumah ayahnya sambil menggendong Anto kecil yang diikuti bang Ucok dikala berusia 7 tahun, pergi dari rumah dengan amarah dan meninggalkan surat yang berisi undangan cerai pada suaminya.
Dulu, di kala bawah umur masih kecil, dikala ibunya Anto masih muda, di kala rumah tangga mereka gres berusia di bawah 10 tahun, dulu saat ekonomi keluarga belum mantap, saat jiwa belum stabil, saat semua persoalan diselesaikan dengan emosi, Anto tak tahu bahwa untuk menjadi damai dan berwibawa serta penuh kasih sayang ibarat Mama, seorang perempuan memerlukan banyak tahun untuk memberinya pengalaman semoga lebih cukup umur dalam mengarungi perahu kehidupan dan dibutuhkan juga kesabaran dari sang suami untuk mendidik sang istri semoga menjadi istri yang solihah, dan semua itu tidak sanggup dilakukan dalam satu kedip mata, membutuhkan tahunan untuk memproses dari seorang perempuan lugu dan tidak tahu apa-apa, serta jiwa yang sangat tidak stabil menyebabkan seorang perempuan cukup umur yang pengertian, mengasihi dan menjadi perempuan idaman.
Maka tak salah kan bila ku katakan bahwa SBY menjadi presiden dan dalam kehidupannya matang sebagai presiden sebab pendampingnya ialah bu Ani yang lembut dan sudah matang dalam asam garam kehidupan, dan itu mustahil dilakukan saat usia ijab kabul mereka masih seumur jagung.
Hmm, paham kan kenapa presiden selalu berumur tua, sebab perlu di dampingi oleh istri yang sudah bau tanah juga dan cukup umur serta penuh hikmah. Anto akan menemukan istri idaman yang ibarat ibunya, bila Anto melalui proses ibarat ayahnya juga, butuh bertahun-tahun untuk mendapatkan istri idaman ibarat yang diharapkan Anto.
"... dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya berdasarkan cara yang ma'ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Yang Mahakuasa Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
“Mama, tahu kan betapa menderitanya bang Ucok, punya istri yang kaya raya namun angkuh setengah mati, Ma tahu kan bahwa bang Ucok itu apalagi sehabis di PHK makin sering dimarahin istrinya siang dan malam, kemarin saja saya dengar sendiri istrinya jerit-jerit di telepon suruh bang Ucok pulang cepat-cepat dari sini, itu sebab si Maryam, anak bang Ucok yang ke dua sakit panas. Yaa mestinya istrinya ngertilah bahwa bang Ucok kan juga cuma sebentar di sini, cuma mampir nengokin anak yang gres pulang dari rumah sakit, kan juga cuma sebentar. Aku melihat istri bila salah pilih malah bikin suami-suami jadi pusing, dan rumah tangga jadi gak bahagia,” Urai Anto panjang lebar dan seakan meminta pengertian sang Mama.
“Ada lagi istri si Umar, Mama ingat kan Umar mitra kuliahku dulu yang ialah ketua rohis? yang berjenggot itu lho Ma, Da’i yang rajin banget sholat bahkan ikut-ikut berdakwah, bahkan kini sesekali ia juga berdakwah di mushola kantorku... tapi gres saja ku dengar mereka bercerai, masing-masing bawa satu anak, sebab ku dengar istrinya itu sangat bernafsu dan suka melempar-lempar barang bila marah, kebayang gak sih punya istri marah-marah melulu, hidup jadi gak damai kan..” gerutu Anto lagi.
“Lalu kau mau punya istri yang kaya siapa To? di dunia ini kan tidak ada bidadari yang numpang lewat kemudian mengatakan diri jadi istri kamu,” tanya Mamanya Anto dengan lembut. “Tidak ada perempuan yang tepat di dunia ini, susah nyari yang sempurna, niscaya ada cacat celanya,” Mama meneruskan sambil memegang pundak Anto dengan penuh kasih sayang. “Mama ini sudah bau tanah To, Mama hanya ingin sepeninggal Mama nanti, kau ada yang mengurus, merawat dan juga sudah punya bawah umur yang akan membuatmu menjadi cukup umur dan bangga sebab bawah umur itu menciptakan seorang suami menjadi lebih bertanggung jawab atas rumah tangga dan kehidupan ini.. Tidak usang lagi mungkin Mama akan menyusul ayahmu To, Mama hanya ingin sepeninggal Mama, kau telah memperkenalkan istrimu pada Mama..” isak ibunya Anto tertahan..
Anto hanya termenung dan tercenung lama, gumamnya dalam hati, “karena saya belum menemukan perempuan ibarat dirimu, Ma yang membisu saja bila dimarahi suaminya, yang selau berkata lembut, yang selalu mengerti aku, yang selalu menyerah dan mendahulukan kepentinganku, yang pasrah dikasih uang berapa saja oleh suaminya, yang manis ibarat dirimu, yang mengasihi anak-anaknya ibarat dirimu, saya susah sekali menemukan perempuan yang baik ibarat dirimu di zaman kini ini, banyak perempuan manis namun mereka tidak mempunyai sifat-sifat yang kuinginkan dari seorang perempuan yang menyerah dan keibuaan ibarat dirimu,” demikian renung Anto dalam hati.
Hmm, namun Anto bekerjsama tidak tahu bahwa sudah berapa kali ibunya mendengking pada ayahnya, sudah berapa kali ibunya minta cerai pada ayahnya, sudah berapa kali ibunya membantah ucapan ayahnya, sudah berapa kali ibunya marah-marah dan membanting pintu dengan keras pada ayahnya dalam hal berbeda pendapat yang cukup banyak, dalam ucapan-ucapan yang kerap salah pemaknaannya yang sering kali memicu pertengkaran jago di rumah tangga mereka, bahkan Mamanya pernah sekali meninggalkan rumah ayahnya sambil menggendong Anto kecil yang diikuti bang Ucok dikala berusia 7 tahun, pergi dari rumah dengan amarah dan meninggalkan surat yang berisi undangan cerai pada suaminya.
Dulu, di kala bawah umur masih kecil, dikala ibunya Anto masih muda, di kala rumah tangga mereka gres berusia di bawah 10 tahun, dulu saat ekonomi keluarga belum mantap, saat jiwa belum stabil, saat semua persoalan diselesaikan dengan emosi, Anto tak tahu bahwa untuk menjadi damai dan berwibawa serta penuh kasih sayang ibarat Mama, seorang perempuan memerlukan banyak tahun untuk memberinya pengalaman semoga lebih cukup umur dalam mengarungi perahu kehidupan dan dibutuhkan juga kesabaran dari sang suami untuk mendidik sang istri semoga menjadi istri yang solihah, dan semua itu tidak sanggup dilakukan dalam satu kedip mata, membutuhkan tahunan untuk memproses dari seorang perempuan lugu dan tidak tahu apa-apa, serta jiwa yang sangat tidak stabil menyebabkan seorang perempuan cukup umur yang pengertian, mengasihi dan menjadi perempuan idaman.
Maka tak salah kan bila ku katakan bahwa SBY menjadi presiden dan dalam kehidupannya matang sebagai presiden sebab pendampingnya ialah bu Ani yang lembut dan sudah matang dalam asam garam kehidupan, dan itu mustahil dilakukan saat usia ijab kabul mereka masih seumur jagung.
Hmm, paham kan kenapa presiden selalu berumur tua, sebab perlu di dampingi oleh istri yang sudah bau tanah juga dan cukup umur serta penuh hikmah. Anto akan menemukan istri idaman yang ibarat ibunya, bila Anto melalui proses ibarat ayahnya juga, butuh bertahun-tahun untuk mendapatkan istri idaman ibarat yang diharapkan Anto.
"... dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya berdasarkan cara yang ma'ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Yang Mahakuasa Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
(QS. Al-Baqarah [2] : 228)
eramuslim
Terima Kasih Sudah Mau Membaca.
0 Response to "Istri Idaman"
Post a Comment
Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)
NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".
Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda