Jualan iPhone Lebih Sedikit, Tetapi Apple Untung Lebih Banyak

Apple memang selalu merilis iPhone dengan harga yang sangat mahal. Uniknya, dengan harga yang sangat mahal tersebut, tetap saja banyak pembeli yang ingin membeli iPhone terbaru.

Banyak yang mengira biaya produksi iPhone ini tidaklah sebesar itu, dan hal ini yang menjadikan fatwa bahwa laba Apple yang sangat besar ini alasannya adanya rentang harga yang tinggi antara harga jual dengan biaya produksi.

Tak heran bila Apple berhasil menjadi perusahaan paling kaya di dunia ketika ini. Bahkan jarak antara Apple dengan peringkat dua juga bisa dibilang terpaut cukup jauh, tak ibarat antara peringkat dua dengan peringkat tiga, dan lain sebagainya.

Tercatat pada kuartal kedua 2018 yang kemudian Apple menjual 41,3 juta unit iPhone. Angka itu naik kurang dari satu persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, namun turun bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Apple bisa meraih pendapatan sampai 62 persen dari total seluruh pendapatan produsen smartphone dari seluruh dunia. Angka itu tentu saja lebih besar dari adonan profit vendor sisanya.

Uniknya, Apple bukanlah produsen dengan pengapalan terbesar. Produsen dengan jumlah pengapalan smartphone terbesar di dunia dipegang oleh Samsung, yang ternyata cuma meraih laba 17 persen saja di pasaran.

Kunci Apple bukan pada kuantitas atau jumlah pengapalan, melainkan pada fokus Apple ke pasar premium. Ya, Apple tak pernah merilis iPhone terbaru yang menyasar ke kelas menengah apalagi menengah ke bawah. Apple bisa “sesuka hati” mematok harga.

Namun harga yang tinggi ini juga diimbangin dengan kualitas hardware dan software yang bagus. Bahkan iPhone 5S yang jelas-jelas keluaran 2013 masih mendapat update iOS 12 terbaru dan mendapat banyak sekali fitur gres dengan performa yang tetap kencang.

via Market Realist

Sumber: https://macpoin.com/

Share this post