Proses Pembentukan Urine
Wednesday, July 1, 2020
Add Comment
Urine ialah cairan sisa metabolisme yang dihasilkan ginjal dan dikeluarkan dari tubuh melalui kencing. Urine terdiri atas air dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya. Bahan-bahan terlarut tersebut berupa sisa metabolisme tubuh menyerupai urea, garam terlarut, serta materi organik lainnya. Terbentuknya urine sendiri ternyata melalui suatu rangkaian proses panjang yang terus terjadi setiap hari secara berulang-ulang.
Pembentukan urine terjadi tiga proses, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengeluaran zat (augmentasi). Zat-zat yang ada di dalam darah mengandung zat yang bermanfaat dan zat sisa yang beracun. Zat-zat yang masih sanggup digunakan atau dimanfaatkan kembali akan diserap oleh tubuh melalui pembuluh darah di ginjal. Adapun zat-zat sisa yang beracun harus segera dikeluarkan dari tubuh. Zat-zat yang berkhasiat dan zat-zat beracun dipisahkan melalui proses penyaringan. Proses penyaringan darah terjadi di dalam badan Malpighi, khususnya glomerulus, yang terdapat di cuilan kulit ginjal. Darah masuk ke ginjal melalui arteri ginjal, këmudian menuju ke glomerulus untuk disaring. Hasil penyaringan darah oleh glomerulus ini berupa filtrat glomerulus. Selanjutnya, filtrat masuk ke dalam kapsula Bowman dan disebut urine primer
Proses pembentukan urin terdiri dari tiga tahap yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Semuanya terbentuk di dalam ginjal tepatnya di cuilan nefron. Urine ialah salah satu hasil dari sistem ekskresi pada insan yang merupakan hasil penyaringan darah oleh ginjal. Urine mengandung zat-zat berbahaya yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Berikut ialah 3 proses pembentukan urine. Langsung saja kita simak yang pertama:
1. Filtrasi (Penyaringan)
Baca juga: Pengaruh Hormon ADH pada Pembentukan Urine
Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomelurus menuju ke ruang kapsula bowman dengan menembus membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari tiga lapisan, yaitu sel endotelium glomelurus, membran basiler, dan epitel kapsula bowman. Tahap ini ialah proses pertama dalam pembentukan urine.
Darah dari arteriol masuk ke dalam glomerulus dan kandungan air, glukosa, urea, garam, urea, asam amino, dll lolos ke penyaringan dan menuju ke tubulus.
Glomerulus ialah kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsula bowman. Ukuran saringan pada glomerulus menciptakan protein dan sel darah tidak sanggup masuk ke tubulus. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium yang berfungsi untuk memudahkan proses penyaringan.
Filtrasi menghasilkan urine primer/filtrat glomerulus yang masih mengandung zat-zat yang masih bermanfaat menyerupai glukosa, garam, dan asam amino. Urin primer mengandung zat yang hampir sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang antar sel. Dalam keadaan normal, urin primer tidak mengandung eritrosit, tetapi mengandung protein yang kadarnya kurang dari 0,03%. Kandungan elektrolit (senyawa yang larutannya merupakan pengantar listrik) dan kristaloid (kristal halus yang terbentuk dari protein) dari urin primer juga hampir sama dengan cairan jaringan. Kadar anion di dalam urin primer termasuk ion Cl- dan ion HCO3-, lebih tinggi 5% daripada kadar anion plasma, sedangkan kadar kationnya lebih rendah 5% daripada kation plasma. selain itu urin primer mengandung glukosa, garam-garam, natrium, kalium, dan asam amino.
2. Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Baca juga: 15 Zat yang Terkandung dalam Urine
Reabsorpsi terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal dan dilakukan oleh sel-sel epitelium di tubulus tersebut. Fungsinya ialah untuk menyerap kembali zat-zat di urine primer yang masih bermanfaat bagi tubuh menyerupai glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-. Air akan diserap kembali melalui proses osmosis di tubulus dan lengkung henle. Zat-zat yang masih berkhasiat itu akan masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Hasil dari reabsorpsi ialah urine sekunder/filtrat tubulus yang kadar ureanya lebih tinggi dari urine primer.
Urine sekunder masuk ke lengkung henle.Pada tahap ini terjadi osmosis air di lengkung henle desenden sehingga volume urin sekunder berkurang dan menjadi pekat. Ketika urine sekunder mencapai lengkung henle asenden, garam Na+ dipompa keluar dari tubulus, sehingga urea menjadi lebih pekat.
3. Augmentasi (Pengumpulan)
Baca juga: 20 Bagian-Bagian Ginjal
Setelah melewati lengkung henle, urine sekunder akan memasuki tahap augmentasi yang terjadi di tubulus kontortus distal. Disini akan terjadi pengeluaran zat sisa oleh darah menyerupai H+, K+, NH3, dan kreatinin. Ion H+ dikeluarkan untuk menjaga pH darah. Proses augmentasi menghasilkan urine bekerjsama yang sedikit mengandung air.
Urine bekerjsama mengandung urea, asam urine, amonia, sisa-sisa pembongkaran protein, dan zat-zat yang berlebihan dalam darah menyerupai vitamin, obat-obatan, hormon, serta garam mineral.
Kemudian urine bekerjsama akan menuju tubulus kolektivus untuk dibawa menuju pelvis yang kemudian menuju kandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Urine inilah yang akan keluar menuju tubuh melalui uretra.
(Proses Pembentukan Urine) |
Molekul-molekul yang besar menyerupai protein dan sel-sel darah tidak sanggup melewati glomerulus. Jadi, filtrat glomerulus hanya mengandung zat gula, air, garam-garam mineral, dan asam amino yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Filtrat glomerulus kemudian dialirkan melalui tubulus-tubulus di dalam sumsum ginjal. Di sepanjang tubulus (saluran), terjadi penyerapan kembali (reabsorpsi) zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Pembuluh-pembuluh kapiler di dinding tubulus menyerap zat gula, asam amino, dan garam-garam mineral dalam bentuk ion-ion anorganik untuk dibawa masuk ke anutan darah. Zat-zat yang tidak terserap ke dalam darah disebut filtrat tubulus atau urine sekunder.
Filtrat tubulus kemudian terus mengalir di sepanjang tubulus dan bergabung dengan zat-zat sisa yang lain menuju ke tubulus distal. Di dalam tubulus distal terjadilah proses augmentasi. Setelah menjalani proses tersebut, terbentuklah urine Sesungguhnya yang dikumpulkan melalui tubula kolekta untuk dialirkan menuju rongga ginjal. Dan rongga ginjal, urine dialirkan melalui ureter menuju ke kantong kemih (vesica urinaria). Pada pangkal kantong kemih terdapat otot melingkar (sfingter). Jika kantong kemih penuh, otot melingkar tersebut tertekan dan merenggang. Merenggangnya otot lingkar pada pangkal kantong kemih menimbulkan rangsangan berupa harapan buang air kecil. Selanjutnya, urine dibuang ke luar tubuh melalui uretra.
Setelah mengalami proses filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi terbentuklah urine yang mengandung zat-zat sisa dan zat-zat berlebih yang sudah tidak digunakan tubuh. Urine yang dikeluarkan dan ginjal sebagian besar (lebih kurang 95%) terdiri atas air, sedangkan sisanya (lebih kurang 5%) terdiri atas zat-zat berikut ini.
Zat-zat sisa :
1. Urea, asam urine, dan amonia yang merupakan sisa-sisa pembongkaran protein.
2. Garam-garam mineral, terutama garam dapur.
3. Zat warna empedu, yang mengakibatkan urine berwarna kekuning-kuningan.
4. Zat-zat yang berlebihan dalam darah, menyerupai vitamin. obat-obatan, dan hormon.
Dokter daat mendiagnosis suatu penyakit dengan mengetahui kandungan zat di dalam air kencing pasien melalui tes urine. Urine seseorang yang masih mengandung zat gula menawarkan bahwa orang tersebut menderita penyakit kencing anggun (diabetes melitus), sedangkan urine yang masih mengandung protein menawarkan adanya kerusakan pada ginjal.
Ginjal sehat (normal) yang cukup mendapat air minum, sanggup mengeluarkan hampir semua zat yang tidak diharapkan oleh tubuh. Apabila terlalu sedikit memperoleh air minum, urine menjadi pekat. Hal itu sanggup menimbulkan peradangan pada ginjal dan kantong kemih. Ketika tubuh berkeringat lebih banyak dan biasanya alasannya sakit, ginjal akan kekurangan air. Akibatnya, urine berwarna kuning tua. Jika kita banyak minum air, darah akan mengandung lebih banyak air. Akibatnya ginjal akan menghasilkan banyak urine yang encer (tidak pekat) berwama kuning muda (pucat).
Mekanisme Singkatnya : Darah -> Badan Malpighi -> Sumsum Ginjal -> Urine Sekunder -> Pelvis -> Kantong Kemih -> Uretra
Sekian Artikel tentang Proses pembentukan urine, Semoga bermanfaat
Pustaka :
dan Penerapan Sains Biologi, Hal : 74-76, Penerbit : Tiga Serangkai, Penulis : Drs. Sunarto.dkk.2004. Solo. Jilid 6
dan Penerapan Sains Biologi, Hal : 74-76, Penerbit : Tiga Serangkai, Penulis : Drs. Sunarto.dkk.2004. Solo. Jilid 6
0 Response to "Proses Pembentukan Urine"
Post a Comment
Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)
NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".
Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda