Prinsip Dan Konsep Komunikasi Persuasif - Tempat Blogging

Prinsip Dan Konsep Komunikasi Persuasif

- Komunikasi persuasif merupakan komunikasi yang bertujuan guna untuk merubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap serta sikap seseorang yang sehingga sanggup bertindak sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator. Inilah yang dimaksud dengan komunikasi persuasif. Adapaun klarifikasi terkait dengan konsep dan prinsip komunikasi persuasif dapat anda ketahui dalam artikel yang kami uraikan ini.


Konsep Komunikasi Persuasif
Ketika melaksanakan persuasif, perhatian kita sanggup terpusat pada upaya mengubah atau memperkuat sikap atau kepercayaan target persuasi, atau pada upaya mengajak mereka untuk bertindak dengan cara tertentu. Dari klarifikasi tersebut, terdapat tiga konsep yang perlu kita uraikan yaitu:

1. Sikap
Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu. Melalui komunikasi persuasif, seorang receiver (penerima pesan) sanggup berubah sikap alasannya yaitu paparan informasi dari sender (pengirim pesan). Menurut Martin Fishbein, sikap yaitu suatu kecenderungan untuk memberi reaksi yang menyenangkan, tidak menyenangkan, atau netral terhadap suatu objek atau sebuah kumpulan objek. Sasaran perubahan sikap tersebut mencakup aspek dasar sikap insan yaitu aspek afektif (kesukaan atau perasaan terhadap suatu objek), kognitif (keyakinan terhadap sebuah objek), dan motorik / sikap (tindakan terhadap objek) dengan uraian sebagai berikut:
  • Sasaran aspek kognitif dalam komunikasi persuasive.
    Dalam proses ini, pesan yang berkaitan dengan objek sikap disampaikan kepada individu, biar ia bersedia menyetujui ide-ide yang termuat dalam pesan tersebut. Proses kognitif berjalan ketika proses persuasif terjadi, hingga balasannya individu memutuskan baiklah atau tidak baiklah terhadap objek sikap.
  • Sasaran aspek afektif dalam komunikasi persuasive.
    Pada bab ini proses afektif atau emosi yang akan dijadikan pokok bahasan. Ketika pesan persuasi disampaikan, pesan tersebut akan menyentuh dan mempengaruhi aspek emosi individu yang dijadikan target persuasi. Pavlov dalam prinsip classical atau respondent conditioning mengemukakan bahwa seseorang akan bersikap positif terhadap objek yang sering disajikan bersamaan dengan stimulus positif, begitupun sebaliknya, seseorang akan bersikap negative terhadap objek yang disajikan bersamaan dengan stimulus negatif. Prinsip tersebut berkaitan dengan proses afektif seseorang ketika mendapatkan pesan.
  • Sasaran aspek motorik/perilaku dalam komunikasi persuasive.
    Tensi disonansi memotivasi kita untuk berubah, baik sikap kita atau keyakinan kita, dalam upaya untuk menghindari perasaan tertekan. Semakin penting info (pesan) untuk kita dan semakin besar perbedaan di antara sikap dan keyakinan kita, maka semakin tinggi besarnya disonansi yang akan kita rasakan. Perubahan sikap sanggup terjadi alasannya yaitu adanya impian seseorang untuk menghilangkan keadaan ke tidakcocokan/ ke tidaknyamanan.


2. Kepercayaan
Kepercayaan yaitu rasa yakin akan adanya sesuatu atau akan kebenaran sesuatu. Kepercayaan timbul akhir dari percampuran observasi pengalaman, bukti dari pihak kedua, juga motivasi yang kompleks. Martin Fishbein menyampaikan bahwa kepercayaan yaitu hipotesis bahwa suatu objek itu ada dan bahwa kekerabatan yang terjadi diantara objek dengan pertimbangan objek-objek yang lainnya. Sehingga berdasarkan definisi tersebut, terdapat dua kepercayaan yaitu kepercayaan kepada objek dan kepercayaan perihal objek. Kepercayaan kepada objek menyerupai Fulan sedang mengalami cedera. Kepercayaan perihal objek menyerupai cedera yang dialami Fulan tidak akan berlangsung lama.

3. Perilaku
Perilaku dalam persuasi mengacu pada tindakan yang terperinci atau sanggup diamati. Perilaku merupakan tindakan dari sikap kita terhadap sesuatu. Seperti sikap membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu tindakan yang terlihat dari orang yang mempunyai sikap sadar akan kebersihan.

Manusia intinya cenderung untuk berkelompok. Manusia tidak sanggup hidup secara individual. Ia selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Ada beberapa teori yang sanggup dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok yaitu:
  1. Teori Kedekatan (Propinquity).
    Teori yang sangat dasar perihal terbentuknya kelompok ini yaitu menjelaskan adanya afiliasi di antara orang – orang tertentu.
  2. Teori Interaksi (Geome Homans).
    Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif yaitu suatu teori yang berasal dari George   Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).
  3. Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb).
    Salah satu teori yang agak menyeluruh penjelasannya perihal pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain yaitu di­dasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan.
  4. Teori Pertukaran.
    Teori ini ada kesa­maan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.


Prinsip Komunikasi Persuasif
Prinsip sanggup dipakai sebagai landasan untuk keberhasilan mengubah sikap, kepercayaan, dan mengajak target persuasi untuk berbuat sesuatu. De Vito menandakan prinsip tersebut yaitu sebagai berikut:
  1. Prinsip Pemaparan Selektif.
    Prinsip ini menandakan bahwa: (1) pendengar akan secara aktif mencari informasi yang mendukung opini, nilai, keputusan, perilaku, dan motivasi mereka (2) pendengar akan secara aktif menghindari informasi yang bertentangan dengan opini, nilai, keputusan, perilaku, dan motivasi mereka. Ketika proses meyakinkan target persuasi akan dilangsungkan, maka pemaparan selektif akan terjadi.
  2. Prinsip Partisipasi Khalayak.
    Khalayak yang dimaksudkan disini yaitu target persuasi. Komunikasi persuasif akan lebih efektif apabila khalayak turut berpartisipasi dalam proses komunikasi. Persuasi bersifat transaksional dimana pembicara dan pendengar saling terlibat. Persuasi sanggup dikatakan berhasil apabila khalayak berpartisipasi secara aktif.
  3. Prinsip Inokulasi.
    Prinsip ini berbicara perihal menghadapi target persuasi yang terinokulasi – target yang telah mengetahui posisi persuader dan telah menyiapkan senjata berupa argumen untuk menentangnya (persuader). Sehingga seorang persuader perlu persiapan menyerupai beberapa argumen dalam komunikasi yang akan dilakukan.
  4. Prinsip Besaran Perubahan.
    Prinsip ini menyampaikan bahwa semakin besar dan semakin penting perubahan yang diinginkan persuader, maka semakin besar tantangan dan kiprah untuk mencapai tujuan persuasi. Sehingga, persuasi diarahkan untuk melaksanakan perubahan kecil atau bertahap terlebih dahulu dan dibutuhkan untuk periode yang cukup lama.

Sumber http://www.irmanfsp.com/
Show comments
Hide comments

0 Response to "Prinsip Dan Konsep Komunikasi Persuasif"

Post a Comment

Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)

NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".

Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close