Tahapan Komunikasi Pada Public Relation

- Public relation merupakan bentuk contoh korelasi yang dibangun antar individu untuk membangun interaksi timbal balik sebagai upaya persuasi satu sama lain. Public Relation menjadi unsur penting dalam membangun gambaran diri, kelompok, organisasi atau perusahaan sekalipun. Dalam kajian komunikasi, Public Relation menjadi fungsi  komunikasi antar personal. Untuk menjadi public relation yang baik tentu memerlukan membangun tahapan komunikasi yang baik sebagai public relation atau humas.

Tahapan komunikasi pada PR

Tujuan dari public relations ialah mewujudkan korelasi yang serasi atau membuat opini public yang favorable baik internal maupun eksternal. Adapun fungsi dari Public Relations berdasarkan Bettrand R ialah sebagai berikut:

1. Mengabdi kepada kepentingan umum.
   Jika tidak untuk kepentingan publik baik itu internal maupun eksternal, maka mustahil akan tercipta suatu korelasi yang menyenangkan. Sebaliknya suatu tubuh / perusahaan akan sanggup sukses apabila segala tindakannya ialah sebagai dedikasi kepada kepentingan umum.
2. Memelihara komunikasi yang baik.
   Seorang pimpinan yang melaksanakan acara Public Relations akan berhasil di dalam kepemimpinannya, apabila ia ikut bergaul dengan para karyawannya. Ia harud melaksanakan acara komunikasi bukan saja dalam korelasi dinas tetapi juga diluar dinasnya. Misalnya dengan mengadakan pertandingan olahraga, acara anjangsana dan lain – lain.
3. Menitik beratkan kepada etika dan tingkah laris yang baik.
   Seorang pemimpin yang baik dalam tingkah lakunya akan menitik beratkan kepada moralitas, ia juga akan mempunyai wibawa apabila tidak cacat etika dan tingkah lakunya. Ia harus menjadi teladan bagi bawahannya.

Baca Juga: Peran dan Fungsi Public Relation

Dalam Public relations terdapat korelasi komunikasi dengan pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Dalam acara komunikasi tersebut terdapat beberapa tahapan, Cultip dan Center membagi tahapan komunikasi ini menjadi empat, adapun tahapan – tahapan tersebut ialah :

1. Fact – Finding
   Tahapan ini merupakan tahapan dalam pencarian fakta mengenai situasi dan pendapat public terhadap acara suatu perusahaan / lembaga. Dalam hal ini apakah terjadi hal – hal yang menghambat atau menunjang acara perusahaan / forum tersebut.
2. Planning and Programing
   Apabila telah diperoleh fakta pada tahapan fact – finding, maka pada tahapan selanjutnya dibentuk perencanaan mengenai langkah–langkah, perumusan tujuan dan perincian waktu secara teratur.
3. Communication
   Tahapan ini ialah tahapan penyampaian. Damana pada tahapan ini sangat memilih satu planning dan programming. Sebab jikalau penyampaiannya dilakukan secara berlainan, maka sanggup menjadikan imbas yang berlainan.
4. Evaluation
   Pada tahapan yang terakhir ini dilakukan perbaikan – perbaikan untuk membuat korelasi yang serasi diantara public suatu tubuh / forum / perusahaan.

Public Relation Internal

Pengertian Public Relation Internal ialah publik yang berada didalam perusahaan menyerupai karyawan. Karyawan tersebut sanggup terdiri dari manager, secretary, supervisor, receptionist dan lain sebagainya. Menurut Cutlip dan Center ( 1982: 290), pengertian publik internal atau lebih dikenal dengan sebutan Employee relations yaitu sekelompok orang bekerja ( karyawan / pegawai ) didalam suatu perusahaan.

Karyawan sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup penting, alasannya ialah karyawan itu sendiri terkait dengan status atau kedudukan yang saling berbeda antara satu dengan yang lainnya tapi pada prinsipnya mempunyai harapan yang sama terhadap pimpinan atau perusahaan.

Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations (1995), “Hubungan publik internal sama pentingnya dengan korelasi publik eksternal, alasannya ialah kedua bentuk korelasi publik tersebut diumpamakan sebagai dua sisi mata uang yang mempunyai arti sama dan saling terkait satu sama lain”.

Dengan demikian sanggup juga diartikan bahwa korelasi kepegawaian ( Employee Relations ) tersebut tidak dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama dengan korelasi industrial yang hanya menekankan pada unsur dua proses “produksi dan upah“ yang terkait dengan “lingkungan kerja” pengertiannya lebih dari itu, korelasi tersebut dipengaruhi oleh korelasi komunikasi internal antar karyawan dengan karyawan lainnya atau korelasi karyawan dengan administrasi perusahaan yang efektif (Cutlip dan Center, 1982: 292)

Sumber http://www.irmanfsp.com/

Share this post