6 Prinsip Komunikasi Antar Budaya
Friday, July 2, 2021
Add Comment
- Komunikasi antar budaya merupakan komunikasi yang terjadi di antara orang - orang yang mempunyai kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosial ekonomi, atau adonan dari semua perbedaan ini). Kebudayaan yaitu cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi (Tubbs, Moss: 1996).
Komunikasi antar budaya mempunyai akarnya dalam bahasa (khususnya sosiolinguistik), sosiologi, antropologi budaya, dan psikologi. Dari keempat disiplin ilmu tersebut, psikologi menjadi disiplin contoh utama komunikasi lintas budaya, khususnya psikologi lintas budaya. Untuk lebih gampang dalam memahami kebudayaan, maka perlu Anda pahami apa itu prinsip komunikasi antar budaya.
Pertumbuhan komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis mempunyai daerah yang utama, terutama perusahaan – perusahaan yang melaksanakan perluasan pasar ke luar negaranya notabene negara – negara yang ditujunya mempunyai aneka ragam budaya. Prinsip-Prinsip Komunikasi Antar budaya berdasarkan (Alo liliweri 2007: 45) sanggup dibagi menjadi 6 bagian.
Prinsip Prinsip Komunikasi Antar Budaya
Berikut ini prinsip komunikasi antar budaya yang sanggup Anda ketahui persembahan dari yakni, sebagai berikut:
Prinsip Prinsip Komunikasi Antar Budaya
Berikut ini prinsip komunikasi antar budaya yang sanggup Anda ketahui persembahan dari yakni, sebagai berikut:
1. Relativitas Bahasa.
Gagasan umum bahwa bahasa mempengaruhi fatwa dan sikap paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada selesai tahun 1920an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa mempengaruhi proses kognitif kita. Dan alasannya yaitu bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, sepertinya masuk nalar untuk menyampaikan bahwa orang yang memakai bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir wacana dunia.
Gagasan umum bahwa bahasa mempengaruhi fatwa dan sikap paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada selesai tahun 1920an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa mempengaruhi proses kognitif kita. Dan alasannya yaitu bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, sepertinya masuk nalar untuk menyampaikan bahwa orang yang memakai bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir wacana dunia.
2. Bahasa sebagai cermin budaya.
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat non verbal. Makin besar perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan. Kesulitan ini sanggup mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing).
Baca Juga: Pengertian Komunikasi Antar Budaya
3. Mengurangi Ketidakpastian.
Makin besar perbedaan antar budaya, makin besarlah ketidakpastian dam ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidakpastian ini sehingga kita sanggup lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan sikap orang lain. Karena ketidakpastian dan ambiguitas yang lebih besar ini, diharapkan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi ketidakpastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.
4. Kesadaran diri dan perbedaan antar budaya.
Makin besar perbedaan antar budaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi nyata dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali menciptakan kita lebih waspada. ini mencegah kita menyampaikan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini menciptakan kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.
5. Interaksi awal dan perbedaan antar budaya.
Perbedaan antar budaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya saat relasi menjadi lebih akrab. Walaupun selalu terdapat kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antar budaya.
6. Memaksimalkan hasil interaksi.
Dalam komunikasi antar budaya terdapat tindakan-tindakan yang berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi antar budaya. Pertama, orang akan berinteraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan menunjukkan hasil positif. Kedua, jikalau mendapat hasil yang positif, maka pelaku komunikasi terus melibatkan diri dan meningkatkan komunikasi. Bila memperoleh hasil negatif, maka pelaku mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi. Ketiga, pelaku menciptakan prediksi wacana sikap mana yang akan menghasilkan hasil positif.
Pelaku akan mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisi yang diambil, sikap non lisan yang ditunjukkan, dan sebagainya. Pelaku komunikasi kemudian melaksanakan apa yang menurutnya akan menunjukkan hasil nyata dan berusaha tidak melaksanakan apa yang menurutnya akan menunjukkan hasil negatif.
Demikian informasi terkait dengan 6 prinsip komunikasi antar budaya yang menjadi bab dari materi ilmu komunikasi. Dengan adanya artikel ini, biar menjadi contoh bagi mahasiswa gres khusus jurusan komunikasi dan juga untuk mahasiswa umumnya.
0 Response to "6 Prinsip Komunikasi Antar Budaya"
Post a Comment
Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)
NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".
Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda