Demi Menjaga Kehormatanku, Cukup Kusimpan Rasa Rinduku Dalam Catatan Harianku - Bukan.Info

Rindu memanglah bukan suatu hal yang gampang ditahan. Bukan pula suatu hal yang begitu saja gampang diungkapkan. Tapi apalah daya ketika rindu memasuki sukmaku. Semakin memuncak hingga berada pada titik tertinggi. Segala tentangmulah yang ada dalam fikirku. Berat, sulit, gembira, senang seakan campur aduk tak karuwan. Demi menjaga kehormatanku, kucukupkan kertas dan pena ini sebagai saksi bisu atas kuatnya rasa rinduku. Memulailah saya melukis kata demi kata, kalimat demi kalimat, bait demi bait hingga menjadi satu kesatuan wacana satu rindu. Selanjutnya terserah Allah akan mengatur jalan cintaku ibarat apa.

Kau pun tak pernah tahu akan hal ini dan saya juga takkan memberi tahu padamu. Biarlah rindu bersatu melalui tinta ini. Suatu ketika akan menyatu, atau entahlah. Karna bagiku tak selamanya suatu rasa sanggup didefinisikan dengan kata-kata.

Bila saya rindu, mulailah saya menulis kata demi kata, kalimat per kalimat hingga menjadi satu kesatuan wacana satu rindu. Selanjutnya terserah Allah akan mengatur jalan cintaku ibarat apa

sumber: tolibintolibin.blogspot.com

Ketika saya mulai merasa, saya pun tahu bahwa Allah selalu mengawasiku. Setiap gerak-gerikku, kedipan mataku, langkah kakiku bahkan tak pernah terlewatkan sedetik pun. Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang perempuan untuk menjaga kehormatannya. Sebagai insan normal saya juga pernah jatuh cinta apalagi mencicipi rindu dengan seseorang. Akan tetapi, apakah rindu harus selalu diungkapkan? Tidak!, menurutku. Ini bukan duduk perkara apa, akan tetapi wacana harga diri seorang wanita. Sedikitpun kata-kata yang dikeluarkan oleh seorang perempuan memperlihatkan pribadinya. Bagaimana sanggup begitu? alasannya perempuan shalihah akan menundukkan pandangannya kepada siapa pun yang bukan mahromnya, dan menyerahkan diri sepenuhnya atas takdir Allah. 

Karena berdasarkan perempuan shalihah, Allah akan memperlihatkan yang terbaik sesuai dengan pribadinya yang baik. " Jika orang baik, maka akan mendapat orang yang baik. Begitu pula sebaliknya."

Lantas, untuk apa goresan pena wacana rindu ini ada? Ia hadir bukan untuk disampaikan. Akan tetapi sebagai benteng diriku

sumber: dinidinidini.wordpress.com

Lantas, untuk apa goresan pena wacana rindu ini ada? Ia hadir bukan untuk disampaikan. Akan tetapi sebagai benteng diriku. Daripada disampaikan malah menjadikan kemadlaratan, lebih baik ia tetap bangun tegak diatas kertas-kertas putih itu. Entah nanti menjadi suatu hikayat atau apa, itu sudah ada yang mengatur. 

"Percaya saja lah sama Allah. Dia ialah Sebaik-baik pembuat skenario hidup ini. Tentang aku, kamu, dia, mereka dan kita semua."

Rindu telah mengajariku untuk bersabar, maka dari itu kuhargai ia dengan menjaga kesucian arti rindu itu sendiri

sumber: norshamimi.blogspot.com

 Rindu telah mengajariku untuk bersabar, maka dari itu kuhargai ia dengan menjaga kesucian arti rindu itu sendiri. Rindu bukanlah suatu alasan untuk sanggup saling bertemu dengan kekasih, saling bertatap muka atau bukan suatu alasan apapun untuk melaksanakan yang dihentikan oleh agama. Rindu ada bukan untuk hadirnya kesalahan berikutnya. Bukan pula untuk dipakai semena-mena. Akan tetapi rindu hadir sebagai ujian atas kuatnya imanku. Ia akan tetap suci higienis manakala nalar dan budi sebagai pengendali utamanya.

Share this post