Enam Perilaku Merusak Kepribadian
Thursday, May 31, 2018
Add Comment
بسم الله الرØمن الرØيم
Manusia mempunyai kepribadian faktual dan negatif yang tercermin pada tingkah laris dalam setiap sepak terjang kehidupan sehari-hari. Sikap faktual tampak dalam tindakan patuh, mencari kebenaran, introsfeksi diri, bekerja, mengadakan lapangan kehidupan.
Sedangkan perilaku negatif terlihat pada pembangkangan, cendrung kepada perbuatan maksiat, malas bekerja serta menciptakan kerusakan baik terhadap diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Nabi Muhammad Saw bersabda dalam hadis yang tiba dari Adi bin Hatim yang diriwayatkan oleh Addailami, ”Ada enam hal yang menjadikan amal kebajikan menjadi sia-sia [tidak berpahala] yaitu sibuk mengurus malu orang lain, keras hati, terlalu cinta kepada dunia, kurang rasa malu, panjang angan-angan dan zalim yang terus menerus di dalam kezalimannya.”
Sibuk meneliti malu orang lain
Dia lebih suka mencari dan mengembangkan keburukan yang terdapat pada orang lain kemudian membesar-besarkannya, sementara malu sendiri tidak pernah diperiksa sesuai dengan pepatah lama, ”Kuman di seberang lautan nampak, gajah dipelupuk mata tidak nampak”.
Sebuah riwayat mengisahkan seorang khalifah memperhatikan rakyatnya di tengah malam, kemudian beliau menemukan dalam sebuah rumah seorang lelaki dan perempuan serta minuman khamar yang dihidangkan, beliau masuk ke rumah itu dengan memanjat dinding sambil membentak,dan terjadilah dialok.
Khalifah: Hai musuh Allah, apa kamu kira Tuhan akan menutupi kesalahan ini ?
Lelaki: Tuan sendiri jangan tergesa-gesa, juga tuan telah melaksanakan kesalahan.
Khalifah: Kesalahan apa yang saya perbuat ?
Lelaki: Kesalahan saya hanya satu yaitu apa yang Khalifah lihat sekarang, sedangkan tuan telah melaksanakan tiga kesalahan yaitu; memata-matai keburukan orang lain, padahal Tuhan melarang perbuatan itu, masuk rumah orang dengan memanjat dinding, bukankah ada pintu yang harus dilalui dan masuk rumah tanpa izin tuan rumah.
Keras hati
Artinya tidak mau mendapatkan pengajaran yang baik, nasehat yang mengandung maslahat ditolaknya. Tidak suka segala kesalahannya dikritik apalagi dihukumi, dialah yang paling benar, disamping itu hatinya tidak tersentuh oleh penderitaan dan kesedihan orang lain.
Di masa Rasulullah SAW, terdapat suatu insiden yang menciptakan semua sobat bersedih alasannya yaitu matinya salah seorang anggota keluarga dari mereka, bahkan Nabi Saw pun meneteskan air matanya, sahabat-sahabat disekitarnyapun berlinang air matanya, tapi seorang sobat nampak biasa-biasa saja, sedikitpun beliau tidak tersentuh melihat insiden itu. Lalu beliau bertanya kepada Nabi Saw, maka Rasulullah menjawab, ”Itu tandanya hati yang keras”.
Orang yang keras hati cendrung egois, sombong, takabur dan tidak mau mendapatkan kebenaran, alasannya yaitu hatinya telah beku dan tidak terbuka untuk mendapatkan pengajaran yang benar.
Terlalu cinta kepada dunia
Kehidupan dunia hanya sementara sebagai musafir yang berada dalam perjalanan kemudian istirahat pada sebuah tempat. Namun tidak sedikit insan yang beranggapan kawasan istirahat sejenak itulah tujuan sehingga lupa akan tujuan semula.
Diprediksi oleh Nabi Muhammad Saw, bahwa nanti pada suatu masa ummat Islam aan dikeroyok oleh ummat lain sebagaimana mereka menghadapi makanan di atas meja, padahal jumlahnya lebih banyak didominasi tapi kekuatannya menyerupai buih di atas lautan, gampang hancur. Saat itu ummat dihinggapi penyakit yang berjulukan ”Wahn” yaitu suatu basil yang meracuni ummat ini sehingga mereka terlalu cinta kepada dunia dan takut akan kematian.
Sedikit rasa malu
Orang yang mempunyai sifat ini tidak malu-malu berbuat apapun berdasarkan kemauannya, dosa dan maksiat suatu perbuatan sehari-hari, sedangkan benar dan salah bukan suatu ukuran.
Bila malu habis, maka akan berbuat seenaknya dan beranggapan diri lebih suci dari orang lain. Menurut Abu Hasan Al Mawardi, malu ada tiga macamnya yaitu;
1. malu kepada Allah
2. malu kepada manusia
3. malu kepada diri sendiri.
Panjang angan-angan
Sifat ini menawarkan kekerdilan manusia, kemauannya lebih tinggi, tidak sesuai dengan kemampuan, beliau suka berandai-andai. Ungkapannhya berbunyi, ”Seandainya, andai kata, apabila”. Ia hanya menghabiskan waktunya untuk berangan-angan dan berkhayal yang macam-macam, tapi sama sekali ia tidak berbuat sesuatu. Dia beranggapan bahwa mengkhayal itu benar, khayalan itu yummy dan gratis. Orang yang mirip ini ibarat, ”Pungguk merindukan bulan”, atau ”Katak ingin jadi kerbau”.
Perbuatan dzalim yang terus menerus
Watak insan alasannya yaitu berpengaruh dan kuasa beliau melaksanakan eksploitasi bangsa lain, memeras bawahan dan menindas yang lemah, bila ini dilakukan tidak henti-hentinya, maka alhasil orangpun terus menerus menanggung dari kezhalimannya. Ahli Hikmat membagi kezhaliman menjadi tiga yaitu ; zhalim kepada Tuhan dengan Al Fathir ayat 32: "Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, kemudian di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu yaitu karunia yang Amat besar."
Enam sifat inilah yang sanggup menghancurkan nilai-nilai ibadah, beliau menyerupai air di daun keladi, amal yang dilakukan berpahala banyak tapi tertumpah tanpa meninggalkan bekas, bila enam sifat tercela ini terdapat dalam langsung seseorang, waspadalah atas peringatan Rasulullah Saw tadi.
Sedangkan perilaku negatif terlihat pada pembangkangan, cendrung kepada perbuatan maksiat, malas bekerja serta menciptakan kerusakan baik terhadap diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Nabi Muhammad Saw bersabda dalam hadis yang tiba dari Adi bin Hatim yang diriwayatkan oleh Addailami, ”Ada enam hal yang menjadikan amal kebajikan menjadi sia-sia [tidak berpahala] yaitu sibuk mengurus malu orang lain, keras hati, terlalu cinta kepada dunia, kurang rasa malu, panjang angan-angan dan zalim yang terus menerus di dalam kezalimannya.”
Sibuk meneliti malu orang lain
Dia lebih suka mencari dan mengembangkan keburukan yang terdapat pada orang lain kemudian membesar-besarkannya, sementara malu sendiri tidak pernah diperiksa sesuai dengan pepatah lama, ”Kuman di seberang lautan nampak, gajah dipelupuk mata tidak nampak”.
Sebuah riwayat mengisahkan seorang khalifah memperhatikan rakyatnya di tengah malam, kemudian beliau menemukan dalam sebuah rumah seorang lelaki dan perempuan serta minuman khamar yang dihidangkan, beliau masuk ke rumah itu dengan memanjat dinding sambil membentak,dan terjadilah dialok.
Khalifah: Hai musuh Allah, apa kamu kira Tuhan akan menutupi kesalahan ini ?
Lelaki: Tuan sendiri jangan tergesa-gesa, juga tuan telah melaksanakan kesalahan.
Khalifah: Kesalahan apa yang saya perbuat ?
Lelaki: Kesalahan saya hanya satu yaitu apa yang Khalifah lihat sekarang, sedangkan tuan telah melaksanakan tiga kesalahan yaitu; memata-matai keburukan orang lain, padahal Tuhan melarang perbuatan itu, masuk rumah orang dengan memanjat dinding, bukankah ada pintu yang harus dilalui dan masuk rumah tanpa izin tuan rumah.
Keras hati
Artinya tidak mau mendapatkan pengajaran yang baik, nasehat yang mengandung maslahat ditolaknya. Tidak suka segala kesalahannya dikritik apalagi dihukumi, dialah yang paling benar, disamping itu hatinya tidak tersentuh oleh penderitaan dan kesedihan orang lain.
Di masa Rasulullah SAW, terdapat suatu insiden yang menciptakan semua sobat bersedih alasannya yaitu matinya salah seorang anggota keluarga dari mereka, bahkan Nabi Saw pun meneteskan air matanya, sahabat-sahabat disekitarnyapun berlinang air matanya, tapi seorang sobat nampak biasa-biasa saja, sedikitpun beliau tidak tersentuh melihat insiden itu. Lalu beliau bertanya kepada Nabi Saw, maka Rasulullah menjawab, ”Itu tandanya hati yang keras”.
Orang yang keras hati cendrung egois, sombong, takabur dan tidak mau mendapatkan kebenaran, alasannya yaitu hatinya telah beku dan tidak terbuka untuk mendapatkan pengajaran yang benar.
Terlalu cinta kepada dunia
Kehidupan dunia hanya sementara sebagai musafir yang berada dalam perjalanan kemudian istirahat pada sebuah tempat. Namun tidak sedikit insan yang beranggapan kawasan istirahat sejenak itulah tujuan sehingga lupa akan tujuan semula.
Diprediksi oleh Nabi Muhammad Saw, bahwa nanti pada suatu masa ummat Islam aan dikeroyok oleh ummat lain sebagaimana mereka menghadapi makanan di atas meja, padahal jumlahnya lebih banyak didominasi tapi kekuatannya menyerupai buih di atas lautan, gampang hancur. Saat itu ummat dihinggapi penyakit yang berjulukan ”Wahn” yaitu suatu basil yang meracuni ummat ini sehingga mereka terlalu cinta kepada dunia dan takut akan kematian.
Sedikit rasa malu
Orang yang mempunyai sifat ini tidak malu-malu berbuat apapun berdasarkan kemauannya, dosa dan maksiat suatu perbuatan sehari-hari, sedangkan benar dan salah bukan suatu ukuran.
Bila malu habis, maka akan berbuat seenaknya dan beranggapan diri lebih suci dari orang lain. Menurut Abu Hasan Al Mawardi, malu ada tiga macamnya yaitu;
1. malu kepada Allah
2. malu kepada manusia
3. malu kepada diri sendiri.
Panjang angan-angan
Sifat ini menawarkan kekerdilan manusia, kemauannya lebih tinggi, tidak sesuai dengan kemampuan, beliau suka berandai-andai. Ungkapannhya berbunyi, ”Seandainya, andai kata, apabila”. Ia hanya menghabiskan waktunya untuk berangan-angan dan berkhayal yang macam-macam, tapi sama sekali ia tidak berbuat sesuatu. Dia beranggapan bahwa mengkhayal itu benar, khayalan itu yummy dan gratis. Orang yang mirip ini ibarat, ”Pungguk merindukan bulan”, atau ”Katak ingin jadi kerbau”.
Perbuatan dzalim yang terus menerus
Watak insan alasannya yaitu berpengaruh dan kuasa beliau melaksanakan eksploitasi bangsa lain, memeras bawahan dan menindas yang lemah, bila ini dilakukan tidak henti-hentinya, maka alhasil orangpun terus menerus menanggung dari kezhalimannya. Ahli Hikmat membagi kezhaliman menjadi tiga yaitu ; zhalim kepada Tuhan dengan Al Fathir ayat 32: "Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, kemudian di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu yaitu karunia yang Amat besar."
Enam sifat inilah yang sanggup menghancurkan nilai-nilai ibadah, beliau menyerupai air di daun keladi, amal yang dilakukan berpahala banyak tapi tertumpah tanpa meninggalkan bekas, bila enam sifat tercela ini terdapat dalam langsung seseorang, waspadalah atas peringatan Rasulullah Saw tadi.
Terima kasih sudah mau membaca .
0 Response to "Enam Perilaku Merusak Kepribadian"
Post a Comment
Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)
NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".
Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda