Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Maestro Ahmad Tohari
Wednesday, May 23, 2018
Add Comment
Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, novel yang terdiri dari tiga novel yaitu Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jentera Bianglala. Diterbitkan tahun 1982 berkisah perihal pergulatan penari tayub di dusun kecil, Dukuh Paruk pada masa pergolakan komunis. Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Dancer oleh Rene T.A. Lysloff.
Trilogi ini juga difilmkan oleh sutradara Ifa Irfansyah dengan judul “Sang Penari” (2011). Film ini memenangkan 4 Piala Citra dalam Festival Film Indonesia 2011. (ahmadtohari.com)
Lebih dari 50 skripsi dan tesis (Leiden dan Lund Univ.-Swedia) telah lahir dari novel ini. “Novel ini merupakan bacaan wajib mahasiswa jurusan sastra Asia Timur.” Dr. Bertold Damhauser Univ. Bonn, Jerman. (Endorsmen Novel Ronggeng Dukuh Paruk cetakan kedelapan, 2011). Pada bulan Desember 2011, Ahmad Tohari mengungkapkan bahwa dirinya berencana untuk melanjutkan Triloginya menjadi Tetralogi dengan menciptakan satu novel lagi. (Suara Merdeka, 2011)
Ahmad Tohari yakni sastrawan Indonesia, lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948. Beberapa karya fiksinya antara lain trilogi ''Ronggeng Dukuh Paruk'' telah terbit dalam edisi Jepang, Jerman, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1995 Ahmad Tohari mendapatkan Hadiah Sastra Asean, SEA Write Award.
Tahun 1990 pengarang yang punya hobi mancing ini mengikuti International Writing Programme di Iowa City, Amerika Serikat dan memperoleh penghargaan The Fellow of The University of Iowa. (Tohari, Ahmad (1999)).
Pada tanggal 16-24 Januari 2013, Ahmad Tohari mewakili Indonesia pada program pertemuan sastra Internasional “Writers Unlimited” di Den Haag, Belanda. Di Pesta animo cuek ini, Ahmad Tohari mengisi bahan dengan sastrawan perwakilan dari negara-negara lain. Dari Pakistan, Turki, Amerika, hingga Israel. Semua penerima membahas permasalahan yang sama, yaitu sastra. ( Majalah Ancas, 2013)
Ahmad Tohari tidak hanya rendah hati dalam karya-karyanya dan juga pemikirannya. Kerendah hatian juga terpancar dari sikap dan perilakunya. Itulah salah satu komentar sesama penulis yang menggagumi sosok seorang Ahmad Tohari, bagi teman-teman yang ingin tau menyerupai apa buku Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk.
1. Ronggeng Dukuh Paruk (Trilogi 1)
2. Lintang Kemukus Dini Hari (Trilogi 2)
3. Jentera Bianglala (Trilogi 3)
Dengan karya berbasisi lokal tapi berkualitas global maka antar budaya kita sanggup saling memberi, Itulah berberapa kata dari seorang satrawan Indonesia yang mengagumkan.
Editor: Heru Setianto
Sumber: Net
Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Maestro Ahmad Tohari/ Foto Ilustrasi: Instagram.com/ervindiana |
Lebih dari 50 skripsi dan tesis (Leiden dan Lund Univ.-Swedia) telah lahir dari novel ini. “Novel ini merupakan bacaan wajib mahasiswa jurusan sastra Asia Timur.” Dr. Bertold Damhauser Univ. Bonn, Jerman. (Endorsmen Novel Ronggeng Dukuh Paruk cetakan kedelapan, 2011). Pada bulan Desember 2011, Ahmad Tohari mengungkapkan bahwa dirinya berencana untuk melanjutkan Triloginya menjadi Tetralogi dengan menciptakan satu novel lagi. (Suara Merdeka, 2011)
Ahmad Tohari yakni sastrawan Indonesia, lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948. Beberapa karya fiksinya antara lain trilogi ''Ronggeng Dukuh Paruk'' telah terbit dalam edisi Jepang, Jerman, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1995 Ahmad Tohari mendapatkan Hadiah Sastra Asean, SEA Write Award.
Tahun 1990 pengarang yang punya hobi mancing ini mengikuti International Writing Programme di Iowa City, Amerika Serikat dan memperoleh penghargaan The Fellow of The University of Iowa. (Tohari, Ahmad (1999)).
Ahmad Tohari tidak hanya rendah hati dalam karya-karyanya dan juga pemikirannya. Kerendah hatian juga terpancar dari sikap dan perilakunya. Itulah salah satu komentar sesama penulis yang menggagumi sosok seorang Ahmad Tohari, bagi teman-teman yang ingin tau menyerupai apa buku Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk.
1. Ronggeng Dukuh Paruk (Trilogi 1)
2. Lintang Kemukus Dini Hari (Trilogi 2)
3. Jentera Bianglala (Trilogi 3)
Dengan karya berbasisi lokal tapi berkualitas global maka antar budaya kita sanggup saling memberi, Itulah berberapa kata dari seorang satrawan Indonesia yang mengagumkan.
Editor: Heru Setianto
Sumber: Net
0 Response to "Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Maestro Ahmad Tohari"
Post a Comment
Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)
NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".
Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda