Komunikasi Dan Budaya Dalam Masyarakat Desa - Tempat Blogging

Komunikasi Dan Budaya Dalam Masyarakat Desa

| Komunikasi dan budaya masyarakat | Masyarakat ialah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi ialah individu – individu yang berada dalam kelompok tersebut. Atau pada umumnya istilah masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Masyarakat merupakan suatu fenomena dialektik dalam pengertian bahwa masyarakat ialah suatu produk manusia, tidak lain yang akan selalu memberi tindak balik kepada produsernya. Masyarakat ialah suatu produk dari manusia. Manusia tidak mempunyai bentuk lain kecuali bentuk yang telah diberikan kepadanya oleh acara dan kesadaran manusia. Realitas sosial tak terpisah dari manusia, sehingga sanggup dipastikan bahwa insan ialah suatu produk masyarakat.

 Masyarakat ialah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup  Komunikasi Dan Budaya Dalam Masyarakat Desa

Masyarakat Indonesia semenjak dulu sudah dikenal sangat heterogen dalam banyak sekali aspek, menyerupai adanya keberagaman suku bangsa, agama, bahasa, watak istiadat dan sebagainya. Di lain pihak, perkembangan dunia sangat pesat dikala ini dengan mobilitas dan dinamika yang sangat tinggi, telah menjadikan dunia menuju kearah “Desa Dunia” atau “Global Village” yang hampir tidak mempunyai batas batas lagi sebagai akhir dari perkembangan teknologi modern, khususnya teknologi komunikasi.

Dengan teknologi komunikasi interaksi dan pertukaran info menjadi gampang dan cepat. Setiap orang dengan gampang mengakses info yang asalnya dari banyak sekali kawasan diberbagai belahan dunia. Bersamaan dengan pertukaran info tersebut, terjadi pula proses pertukaran nilai nilai sosial budaya.

Suatu perkiraan dasar bahwa komunikasi bekerjasama dengan sikap insan dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan insan manusia lainnya. Hampir setiap orang membutuhkan korelasi sosial dengan orang lainnya, dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan insan manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi.

Dalam hal ini komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses dinamika transaksional yang menghipnotis sikap dalam mana sumber dan penerimanya dengan sengaja menyandi (to code) sikap mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran (channel) guna merangsang atau memperoleh sikap atau sikap tertentu. Komunikasi akan lengkap, jikalau peserta pesan yang dimaksud mempersepsi atau mennyerap sikap yang disandi, memberi makna kepadanya dan terpengaruh olehnya.

Baca Juga: Tujuan dan Dimensi Komunikasi Antar Budaya

Berikut delapan unsur komunikasi dalam konteks komunikasi sengaja sanggup anda ketahui yakni di bawah ini:
  1. Sumber (source), suatu sumber ialah orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi. Kebutuhan ini mungkin berkisar dari kebutuhan sosial untuk diakui sebagai individu hingga kebutuhan banyak sekali info dengan orang lain atau menghipnotis sikap atau sikap seseorang atau sekelompok orang lainnya.
  2. Penyandian (encoding). Encoding ialah suatu kegiatan internal seseorang untuk menentukan dan merancang sikap mulut dan non verbalnya yang sesuai dengan hukum aturan tata bahasa dan sintaksis guna membuat suatu pesan.
  3. Pesan (mesagge). Suatu pesan terdiri dari lambang lambang mulut atau nonverbal yang mewakili perasaan dan pikiran sumber pada suatu dikala dan kawasan tertentu. Meskipun encoding merupakan suatu kegiatan internal yang menghasilkan suatu pesan, pesannya iu sendiri bersifat eksternal bagi sumber pesan ialah apa yang harus hingga dari sumber kepenerima bila sumber bermaksud menghipnotis penerima.
  4. Saluran (channel) yang menjadi penghubung antara sumber dan penerima.
  5. Penerima (receiver), peserta ialah orang yang mendapatkan pesan dan terhubungkan oleh sumber pesan,
  6. Penyandian balik (decoding). Decoding ialah proses internal peserta dan pinjaman makna kepada sikap sumber yang mewakili perasaan dan pikiran sumber.
  7. Respon peserta (receiver response). ini menyangkut apa yang peserta lakukan sehabis ia mendapatkan pesan.
  8. Umpan balik (feedback). Umpan balik ialah info yang tersedia bagi sumber yang memungkinkannya menilai keefektifan komunikasi yang dilakukannya untuk mengadakan pembiasaan penyesuaian atau perbaikan perbaikan dalam komunikasi selanjutnya.

Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, korelasi ruang, konsep alam semesta, objek objek bahan dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui perjuangan individu dan kelompok.

Budaya dan komunikasi tidak sanggup dipisahkan oleh alasannya budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, perihal apa, dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh pembendaharaan sikap kita sangat bergantung pada budaya kawasan kita dibesarkan. Konsekuensinya budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam maka beraneka ragam pula praktek praktek komunikasi.

Hubungan antara budaya dan komunikasi penting dipahami untuk memahami komunikasi antar budaya. Oleh alasannya melalui imbas budaya lah orang orang berguru komunikasi. Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pinjaman makna yang menyerupai pula terhadap suatu obyek sosial atau suatu peristiwa. Cara cara kita berkomunikasi, keadaan keadaan komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa yang kita gunakan, dan sikap perilaku non mulut kita, semua itu merupakan respons terhadap dan fungsi budaya kita.

Komunikasi terikat oleh budaya. Sebagaimana budaya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya maka praktek dan sikap komunikasi individu individu yang diasuh dalam budaya budaya tersebut pun akan berbeda pula. Budaya ialah suatu contoh hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, ajaib dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan sikap komunikatif. Unsur unsur sosio budaya ini tersebar dan mencakup banyak kegiatan sosial manusia.

Nah, itu lah klarifikasi komunikasi dan budaya masyarakat pedesaan secara teoritis. Informasi ini sengaja kami paparkan biar mitra pengunjung setia yang merupakan info bahan kampus ini sanggup menjadi tumpuan guna memudahkan anda dalam mengumpulkan informasi. Bagi anda yang belum puas dengan klarifikasi di atas, maka sanggup berdiskusi melalui laman komentar di bawah ini.

Referensi:
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali Pers, 1986) hal 136
Peter L Berger, Langit Suci Agama Sebagai Realitas Sosial, (Jakarta: PT Pustaka LPES Indonesia, 1994)
Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya, (Yoguyakarta: Graha Ilmu, 2010) hal 31
Dedy Mulyana dan Jalaludin Rahmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung : PT Remaja Rosdakarnya, 1993) hal 15
Deddy Mulyana dan Jaaludin Rahmat, Komunikasi Antarbudaya, (Bandung: Remaja Rosdakarnya, 1993) hal 26
Sumber http://www.irmanfsp.com/
Show comments
Hide comments

0 Response to "Komunikasi Dan Budaya Dalam Masyarakat Desa"

Post a Comment

Blog ini merupakan Blog Dofollow, karena beberapa alasan tertentu, sobat bisa mencari backlink di blog ini dengan syarat :
1. Tidak mengandung SARA
2. Komentar SPAM dan JUNK akan dihapus
3. Tidak diperbolehkan menyertakan link aktif
4. Berkomentar dengan format (Name/URL)

NB: Jika ingin menuliskan kode pada komentar harap gunakan Tool untuk mengkonversi kode tersebut agar kode bisa muncul dan jelas atau gunakan tool dibawah "Konversi Kode di Sini!".

Klik subscribe by email agar Anda segera tahu balasan komentar Anda

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close