Keluarga Yakin Puji Kuswati Jadi Teroris Terpengaruh Suaminya

Foto: Zaenal Effendi/File detikcom
Surabaya -Pernikahan pasangan bomber di tiga gereja di Surabaya, Puji Kuswati dan Dita Oepriarto tak pernah direstui keluarga. Bahkan keluarga ketika itu terang-terangan menyampaikan bahwa ada perbedaan doktrin di balik penolakan itu.

Hal ini dikemukakan Rusiono, perwakilan keluarga Puji Kuswati di Banyuwangi.

"Terlihat agak aneh, terutama pemahaman soal keagamaan. Jadi, keluarga Banyuwangi menolak, tapi tetap nekad menikah," kata Rusiono, perwakilan keluarga Puji.

Baca juga: Ini Latar Belakang Bomber Puji Kuswati Menurut Tetangga di Magetan

Bahkan sehabis kabar keluarga Puji dan Dita melaksanakan agresi bunuh diri hingga ke indera pendengaran keluarga di Banyuwangi, keluarga tetapkan menolak mayat Puji masih dengan alasan yang sama.

"Keluarga sebelumnya tak mendapatkan perbedaan prinsip dan pandangan mengenai fatwa yang dianut," ungkapnya.

Firasat keluarga seolah terjawab dengan perubahan perilaku Puji sehabis menikahi Dita. Puji jadi cenderung tertutup, bahkan kepada keluarganya sendiri.

Puji pun sudah jarang pulang ke Banyuwangi maupun Magetan. "Kalau pulang ke Banyuwangi, tidak pernah lama. Dan jarang mau bergaul dengan keluarga, cenderung tertutup," terperinci Rusiono lagi.

Baca juga: Pemahaman Agama Pelaku Bom Gereja di Surabaya Berubah Sejak Menikah

Perwakilan keluarga Puji di Magetan juga mengamini hal ini. Puji yang dibesarkan pamannya di Magetan ini tak direstui menikah dengan laki-laki asal Surabaya tersebut.

"Setahu saya ijab kabul dengan Dita ditentang dengan keluarga Banyuwangi alasannya beda doktrin agama," tutur Mujiono, yang juga Kepala Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan di mana paman Puji tinggal, kepada detikcom, Kamis (17/5/2018).

Ketakutan ini pun terbukti sehabis goresan pena seorang netizen berjulukan Ahmad Faiz Zainuddin di Facebook menjadi viral. Pria ini mengaku telah mengenal Dita semenjak masih duduk di dingklik Sekolah Menengan Atas di Surabaya.

Di mata Ahmad, Dita merupakan keluarga yang tampak baik-baik dan normal, ibarat keluarga muslim pada umumnya. Namun di balik itu semua, di benak Dita, kata Ahmad, ternyata telah tertanam paham ekstrim radikal.

"Dan akhirnya, kekhawatiran saya semenjak 25 tahun kemudian benar-benar terjadi ketika ini," ucap Ahmad ibarat dikutip dari akun Facebook miliknya beberapa waktu lalu.

Baca juga: Viral! Kisah Teman Sekolah Menengan Atas Keluarga Pengebom Gereja Surabaya

Terlepas dari itu Mujiono yang mengaku mengenal Puji dengan baik ini pun tak pernah menyangka jikalau lulusan sekolah keperawatan itu sanggup melaksanakan agresi teror. Tak terkecuali warga Desa Krajan di mana Puji menghabiskan masa kecilnya.

"Saya eksklusif dan warga di Krajan Parang tidak mengira Puji Kuswati hingga berani melaksanakan itu. Kemungkinan efek dari suaminya," pungkasnya.



Simak pula video wacana perjaka Muhammadiyah yang mendeklarasikan perang melawan terorisme:




Sumber detik.com

Share this post